Panggung Sandiwara
Berapa banyak peran yang sudah kita lakoni selama hidup dan berapa banyak nilai yang sudah kita raih?
Ada benarnya bahwa hidup ini memang panggung sandiwara. Dari waktu ke waktu kita sibuk berperan sebagai ini dan itu. Seringkali malah harus berlawanan. Peran sedih dan gembirl dalam waktu yang hampir bersamaan.
Kemarin malam, saya harus berperan gembira dan sedih yang menurut saya cukup baik saya lakoni dengan penuh penghayatan.
Jam tujuh malam saya pergi ke acara perayaan Cap Go Mei atau merayakan hari terakhir Imlek. Tentu saja suasananya penuh kegembiraan dan meriah. Apalagi ada pembagian ang pao yang bukan hanya berisi uang tapi juga ada kata-kata mutiaranya. Mantap.
Selain itu ada acara nyanyi dan tari dari anak-anak dan remaja. Saya sangat menikmati dan bahagia rasanya melihat anak-anak dan para remaja menunjukkan aksinya. Ada perasaan tersendiri melihat mereka tumbuh besar dengan keceriaannya.
Sekitar jam sembilan malam acara selesai dan saya bergegas ke rumah sakit menyusul istri untuk membesuk kakak ipar yang dikabarkan masuk ICCU. keadaannya sudah kritis. Kali ini saya harus memerankan kesedihan yang mendalam. Saya berdoa dan hening dalam kesunyian. Lebih banyak diam. Walau di antara saudara yang hadir masih ada yang sempat bercanda dan berderai tawa.
Tapi saya khusyuk dalam penghayatan saya tentang kematian. Sebab menurut dokter, pendeta dan juga orang pintar, tinggal menunggu detik-detik terakhir saja. Walau kematian adalah kehendak Tuhan tapi manusia diberi kemampuan untuk melihat tanda-tandanya.
Kalau artis untuk perannya dalam film atau sinetron akan mendapat bayaran berupa uang. Apa yang saya dapatkan dari dua peran yang cukup baik saya lakoni malam itu? Nilai kehidupan tentang kegembiraan dan kesedihan
Jika Bung Kate mampu menabung bayaran bermain peran itu secara baik bisa dipakai membeli tiket tamasya ke Taman Eden