Bisnis.comJAKARTA – Impian Aidi Aswar menjadikan bisnis keluarganya menjadi agen pemegang merek (APM) komponen alat berat akhirnya terwujud.
Pria kelahiran 40 tahun silam itu kini telah menjadikan perusahaan bernama PT Ejitama Internusa Persada sebagai vendor komponen alat berat tier 2 di beberapa perusahaan besar, salah satunya PT Komatsu Indonesia.
“Citra saya selalu seperti ini, pemasok industri besar. Jadi di masa lalu, ketika ayah saya melakukannya, itu hanya perintah kerja. Kalau ada pesanan akan kita lakukan, kalau tidak ada kita tunggu lagi,” kata Aas, sapaan akrab Aidi Aswar saat ditemui di pabriknya di Lingkungan Industri Kecil (LIK) Kabupaten Tegal, Minggu (26/6). /2022).
Aas menuturkan, bisnis yang dirintis ayahnya pada 1995 itu mengalami pasang surut. Sebelum menjadi rantai pasokan komponen alat berat, perusahaan yang bergerak di bidang metal furniture. Terkadang, tempat usahanya juga mengerjakan produk lain sesuai pesanan.
“Ayah saya mengerjakan satu produk selama 1, 2 tahun, lalu alatnya berbeda lagi karena pekerjaanIni berbeda. Jika demikian, kami akan terus berinvestasi dalam alat [red-mesin] lagi, kan,” kata pria empat bersaudara itu.
Aas kemudian bertekad untuk menjadikan bisnis keluarganya sebagai spesialis di bidang tertentu dan beroperasi secara profesional. Setelah menempuh perjalanan selama 11 tahun di beberapa perusahaan alat berat sebagai karyawan, Aas kemudian terjun untuk mengelola perusahaan keluarganya pada tahun 2017.
“Saya ingin membuat perusahaan benar-benar profesional. Saya putuskan untuk cuti kerja,” kata Aas yang mengaku pernah kuliah tapi terhenti di tengah jalan.
Aas kemudian tancap gas. Dia membuat penawaran ke beberapa perusahaan. Dari keempat perusahaan tersebut, akhirnya 1 perusahaan yang menerima tawaran tersebut, yakni anak perusahaan PT Ikomatsu, PT Hanken Indonesia.
“Setelah masuk ke sana, saya mendirikan PT Ejitama bersama keluarga. Kami tidak mencari pinjaman bank karena kami juga tidak memiliki agunan,” katanya.
Untuk mendukung produksi perusahaannya, ia kemudian membeli sebuah mesin kontrol numerik komputer (CMC) pemotongan produksi lokal. Selain itu, perusahaannya juga tergabung dalam binaan Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA). Berkat YDBA, Aas mengalami perubahan yang signifikan, terutama dari sisi manajemen.
“Dulu uang belanja dan uang perusahaan itu satu, sekarang terpisah,” kata Aas. Selain itu, ia juga merasakan perubahan dalam menerapkan 5R yaitu ringkas, rapi, bersih, peduli, dan rajin di tempat kerja.
YDBA menerapkan 5R di tempat kerja dengan tujuan untuk meningkatkan budaya disiplin dalam diri pekerja dan memberikan kemudahan dalam bekerja. Dari segi keselamatan, perilaku dan kondisi tidak aman dapat diidentifikasi dan dikendalikan sehingga dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan potensi kejadian nyaris celaka atau kecelakaan kerja.
Selain keselamatan, Aas juga merasa penerapan 5R juga mampu meningkatkan kualitas produk, biaya produksi, proses pengiriman produk, dan moral pekerja.
“Sekarang saya merasa tidak berguna, karena semua orang sudah menggarapnya. Dulu saya pemasaran, saya juga produksi. mengeluarkan saya juga,” kata Aas.
Pekerja mengoperasikan mesin pemotong Computer Numerical Control (CNC) di Pabrik PT Ejitaka Internusa Persada yang berlokasi di Lingkungan Industri Kecil (LIK) Takaru, Kabupaten Tegal, Minggu (26/6/2022). Indra Gunawan
Saat ini PT Ejitama sedang berkembang pesat. Pada tahun 2017, perusahaan hanya mempekerjakan 7 karyawan, saat ini memiliki 30 karyawan. Menurut Aas, pendapatannya meningkat ratusan kali lipat. “Sebelumnya di bawah Rp 70 juta sebulan. Sekarang sudah di atas Rp 1 miliar,” jelasnya.
Apalagi, kata Aas, perseroan justru melakukan akselerasi sejak pandemi Covid-19 akibat kenaikan harga batu bara. Hal ini disebabkan tingginya permintaan alat berat untuk beroperasi di tambang batu bara.
Aas mengatakan, selain PT Hanken, perusahaannya kini telah menjadi perusahaan tier 2 besar lainnya untuk komponen alat berat. Diantaranya PT Hitachi Manufaktur, PT Congo Citra Manufaktur, PT Karisma Logam Utama dan yang terakhir PT Pindad untuk pembangunan pintu excavator melalui PT Jaya Perkasa Auto Indonesia.
“Saya ingin Ejitama menjadi spesialis. Beberapa kali saya ditawari AHM [Astra Honda Motor], saya belum bisa ke luar alat berat. Jadi kalau masuk otomotif harus belajar lagi,” ujarnya.
Namun, Aas mengatakan pihaknya tidak menentang produksi alat-alat otomotif. Pasalnya, saat ini PT Ejitama juga memproduksi arm untuk variasi sepeda motor. Bahan-bahannya diambil dari limbah pekerjaannya di komponen alat berat. “Sekarang adalah musimnya” kebiasaan motor ya, saya menggunakannya. Sudah dijual di Shope, Tokopedia,” pungkas Aas.