
29 Januari 2014, sepasang suami istri, rayakan hari pernikahan. Hanya berdua, pengen privacy, terungkap tanpa saksi-saksi, tanpa sesiapa. Tak sama dengan hari-hari ultah bagi pasangan lain, mereka kadang undang tetangga, kerabat dan bertepuk tangan. Sembari cipiki-cipika. Bertemali ucapan dahsyat, anggun dan inspiratif atas sepasang manusia, diperdengarkan untuk para tetamu dan undangan lainnya. Ini ikrar yang sebetulnya tiada perlu disimak oleh orang lain, kecuali Tuhan dan Malikat. Sedang setan hanya diberi tempat sesempit-sempitnya untuk intip-intip.
Lalu, sang istri berbisik syahdu: “Papa, I love you so much”. Sang suamipun membalas dengan ucapan lebih atraktif: “Mama, you are life, my soul, my real wife, my love….Forever..adn forever”. Tersedak tenggorokan si iblis mendengar kalimat cinta dan baris-baris ucapan yang kelewat romantis itu.
Raya-rayakan hari ulang tahun cinta, pernikahan ataukah hari ulang tahun, sungguhlah bebas dari apa yang dinamakan hari susah, segalanya serba indah, bahagia dan amatlah senang dan menyenangkan. Ada restorasi kehidupan di sana, ada juntaian janji, ada komitmen bertalu-talu nan elok, sarat spirit dan penuh damai.
***
Mama janji, mama gak akan marah-marah lagi
Papa juga sayang, gak akan ambek-ambek lagi
Lalu, siapa-siapakah yang sangat bergembira di hari ulang tahun itu? Apakah kedua pasangan itu? Ataukah para undangan itu?
Oh ada yang luput dari pengamatan Anda, yang berbahagia saat itu adalah remote televisi, piring, taplak meja, asbak rokok. Karena mereka sangat tenang, tak terancam diterbangkan, dilemparkan kala salah seorang dari mereka murka atas persoalan sepele.
Benda-benda tak bernyawa itu sepakat berbisik: “Andai bapak ibu ini, ultah setiap hari yah. Kita pasti bahagia juga menemani mereka di istananya”
Sebab, untuk tahu banyak soal harmonis atau gegernya sebuah rumah tangga, maka amatilah baik-baik asbak, remote atau peralatan lain yang rusak dalam keadaan tidak wajar. Wah, ini kata temanku yang aku juga tak pernah menelitinya. Boro-boro meneliti, lha taplak meja di rumahku sudah sering jadi layangan kok…
Uhuk…Uhuk…Uhuk…..
Manstaf 🙂
hahahahahahahaha