Sistem 3 in 1 yang di adopsi ternyata tidak membuahkan hasil, malahan di beberrapa titik makin macet dan makin padat. Apa yang salah dengan sistem 3 in 1 yang di adopsi untuk menghalangi kemacetan di ibukota?. Kemacetan memang sangat membuat pusing, bagi pengguna maupun pemerintah kota jakarta sendiri.
Sistem tiga orang untuk satu mobil yang melintas pun di adopsi untuk mengurangi jumlah kendaraan yang digunakan sendiri, namun ternyata kondisi ini justru di manfaatkan para joker untuk menimba pundi pundi uang. Hal yang makin memperparah keadaan jalan kota di karenakan mobil-mobil yang kekurangan penumpang menggunakan jasa joker yang siap di pinggir jalan dengan bayaran yang relatif murah.
Namun kebijakan tersebut agak nya akan di hilangkan, karena tidak membuat perubahan sama sekali. Akhirnya wagub dki ingin mengubah kebijakan 3 in 1 dengan lalulintas berbayar. Rencana yang juga akan memangkas pendapatan para joker. Lalu kemana para joker akan mencari pendapatan?. saya kira akan muncul masalah baru. Semua sistem yang digunakan akan segera di siapkan dan segera di realisasikan.
Lalu sistem 3 in 1 yang tealh bertahun-tahun menjadi konsumsi para joker akan menghilang, seiring hilangnya pendapatan mereka. Mudah – mudahan para joker memiliki keahlian selain menjadi joker dan bekerja dengan keahliannya. Jangan sampai para joker justru menjadi seorang kriminil.
Jika jalan-jalan yang dilalui 3 in 1 jadi berbayar, adilkah bagi pengguna jalan yang telah membayar pajak untuk pemerintah?. Apakah ini menjadi suatu tekanan kepada masyarakat. Kita patut tunggu kehadirannya, mudah – mudahan tidak ada yang dirugikan dari kebijakan ini.
itulah dampak mobil murah yang sarat kepentingan Bung Trezze, jd mereka lupa klo jalan kita blm lebar….jika semua jalan berbayar berarti kita bayar pajak hanya menyediakan fasilitas bagi yg banyak duit krn berapa pun mereka akan bayar….