Warta  

Puluhan Napi Kabur dari Lapas Menjelang Buka Puasa

Pada Senin, 10 Maret 2025, menjelang waktu berbuka puasa, puluhan narapidana melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 17.30 WIB, saat banyak warga sedang beraktivitas di luar penjara.

Para narapidana melarikan diri dengan berbagai cara; beberapa di antaranya melompat melalui atap, sementara yang lain membobol pintu utama lapas. Aksi nekat ini membuat panik warga yang tengah berburu takjil untuk berbuka puasa di pusat Kota Kutacane. Beberapa narapidana terlihat berlari melalui jalan dua jalur kota, yang berdekatan dengan Markas Polres Aceh Tenggara, tanpa mempedulikan keberadaan warga yang melintas.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Provinsi Aceh, Yan Rusmanto, membenarkan kejadian tersebut. Namun, ia belum dapat memastikan jumlah pasti narapidana yang melarikan diri dan penyebab insiden tersebut. Saat ini, petugas lapas sedang melakukan apel untuk menghitung jumlah warga binaan. Yan Rusmanto sendiri sedang dalam perjalanan darat menuju Kutacane, yang diperkirakan memakan waktu sekitar 16 jam.

Menanggapi situasi ini, personel Polres Aceh Tenggara dan pegawai lapas telah dikerahkan untuk menangkap kembali narapidana yang melarikan diri. Beberapa narapidana berhasil diamankan, namun tim gabungan masih terus memburu mereka yang belum tertangkap. Sementara itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca juga :  Royalti Hak Cipta: Lebih Penting Mana, Pencipta Lagu atau Penyanyi?

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi mengenai jumlah narapidana yang kabur dan yang sudah ditangkap kembali. Pihak lapas masih melakukan pendataan dan koordinasi dengan aparat keamanan untuk menangani situasi tersebut.

Penyebab Kaburnya Napi

Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Lapas Kelas IIB Kutacane mengenai penyebab pasti kaburnya para narapidana. Namun, berdasarkan informasi awal yang beredar, ada beberapa kemungkinan faktor yang memicu kejadian ini:

  1. Keamanan Lapas yang Lemah
    Beberapa laporan menyebutkan bahwa para narapidana berhasil kabur dengan cara melompat melalui atap dan membobol pintu utama. Ini menunjukkan kemungkinan adanya kelemahan dalam sistem keamanan, seperti fasilitas yang kurang memadai atau penjagaan yang tidak optimal.

  2. Momen Menjelang Buka Puasa
    Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 17.30 WIB, menjelang waktu berbuka puasa, ketika perhatian petugas mungkin sedang teralihkan. Para napi kemungkinan memanfaatkan situasi ini untuk melancarkan pelarian mereka.

  3. Overkapasitas atau Ketidaknyamanan di Lapas
    Sejumlah insiden kaburnya narapidana di Indonesia sering kali terjadi di lapas yang melebihi kapasitas. Jika kondisi di dalam penjara terlalu penuh atau tidak nyaman, bisa jadi ada dorongan bagi para napi untuk mencoba melarikan diri.

  4. Kurangnya Jumlah Petugas
    Dalam beberapa kasus kaburnya narapidana, jumlah petugas jaga yang kurang dibandingkan dengan jumlah napi bisa menjadi faktor penyebab. Jika jumlah sipir yang bertugas lebih sedikit, napi bisa lebih mudah melakukan aksi pelarian.

Baca juga :  Banjir Bandang di Bekasi, Ketinggian Air Mencapai 8 Meter !

Saat ini, pihak kepolisian dan petugas lapas masih melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab pasti insiden ini. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Provinsi Aceh, Yan Rusmanto, juga sedang menuju lokasi untuk melakukan pemeriksaan langsung.

Tentang Lapas Kutacane Aceh

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kutacane terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani, pusat Kota Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara. Bangunan ini merupakan peninggalan era kolonial Belanda yang tidak diketahui tahun pendiriannya, menempati area seluas 1.883 m² dengan luas bangunan 188,190 m². Lapas ini terdiri dari satu blok dengan total 10 kamar sel.

Pada September 2021, Lapas ini menampung 435 narapidana, meskipun kapasitas idealnya hanya untuk 75 orang, menunjukkan tingkat overkapasitas yang signifikan. Kondisi ini mengakibatkan terhambatnya program pembinaan bagi narapidana dan menimbulkan berbagai permasalahan internal.

Meskipun menghadapi tantangan tersebut, Lapas Kelas IIB Kutacane tetap berupaya meningkatkan kualitas layanan. Pada 26 Februari 2025, Lapas ini berhasil meraih dua penghargaan sekaligus, menunjukkan komitmen dalam menjaga kondisi yang kondusif dan terhindar dari gangguan keamanan dan ketertiban.

Secara struktural, bangunan Lapas yang berusia tua dan kondisi overkapasitas menjadi tantangan utama dalam pelaksanaan program pembinaan dan menjaga keamanan. Upaya strategis diperlukan untuk meningkatkan standardisasi kelayakan bangunan dan fasilitas pendukung lainnya guna mencapai tujuan pemasyarakatan yang optimal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *