Bila aku tak mampu lagi berucap
Tentang yang terpatri di relung hati
Aku memilih diam, senyap
Dengan harapan kau akan mengerti
Andai rasaku mengusik jiwamu
Seperti bisikanku pada buulir-bulir hujan
Sendu, semendung warna langit kelabu
Gelap, tak lagi transparan
Aku memang tak pernah menyukai hujan
S’bab, hujan mengingatku akan engkau
Terngiang janjimu, tuk temani aku memburai air hujan
Hanya sebuah janji, itu dulu…
Aku, Sang Pembenci Hujan
Tak peduli pentingnya hujan bagi para petani
Juga sejuta harap daun-daun meranggas
Irama air yang jatuh, bagai jeritan tak bertepi
Ingin rasanya kutulis dan bentangkan menghadap langit
Tentang rasa tak sukaku
Tentang keinginanku, harapku
Dan tentang impianku bersamamu
*****
Tangerang, 18 Nopember 2013
aku suka puisi puisimu
wellcome back.. 🙂
Trim’s Mas Doni.
heheheh… atas bantuannya juga ( psw baru) 🙂
sama sama..
wah ada puisimu Kim
Salam kenal Pak Armand