aku melamarmu negeriku
dengan mas kawin
sebuah harapan di dadaku
walau aku tahu
sebuah harapan
tidak ada artinya apapun untukmu
karena kini
kau adalah milik orang intelek
yang bergaya mentereng
dan berbaju parlente
kali ini
ku memberanikan diri
angkat suara
bergunjing sebuah perasaan
yang sudah lama terpendam
untuk melamarmu negeriku
sebuah negeri yang kini terdiri
dari kumpulan para pengemis kekuasaan
yang berlomba menimbun harta
dengan menjadi penjilat
aduhai negeriku
andai saja masih ada waktu
untuk kita bersanding
memadu kasih seperti dulu
saat elok rupawan wajahmu
dan tubuhmu
berbalut lembutnya gemah ripah loh jinawi
Dalam “kerentaan” kutetap menunggu buaianmu Novi, begitu kira-kira teriak sang Negri. Salam
Selamat sore Mbak Anita,
Semoga saja saya diberi kesempatan membuainya sebelum berkalang tanah 🙂
Terima kasih untuk apresiasinya
Salam,
NO