Apa Salahnya?

wrongSungguh miris rasanya hidup kita saat ini. Kesalahan seakan sudah menjadi hal biasa dan kita punya seribu pembenaran untuk membenarkan kesalahan yang kita lakukan. Hidup penuh pembenaran, sehingga kita kehilangan kebenaran.

Ketika kita melakukan hal – hal yang bertolak belakang dengan nurani, mencuri, berbohong, berzinah atau bahkan memfitnah dengan enteng kita masih bisa melakukan pembenaran bahwa orang lain juga melakukan hal yang sama.

Apa salahnya? Ada anggapan hal yang salah kalau sudah dilakukan orang banyak bukan lagi kesalahan.  Hal yang salah dengan kepintaran melakukan pembenaran akhirnya bisa dianggap sebagai kebenaran. Bisa jadi inilah yang membuat kita tidak takut lagi melakukan kesalahan demi kesalahan dalam hidup kita. Untuk itu kita tidak perlu merasa terbebani.

Apa salahnya berbohong? Orang lain juga melakukan hal yang sama? Hampir semua teman – teman saya korupsi, wajarlah kalau saya juga melakukan kalau ada kesempatan. Apa salahnya?

Baca juga :  Pintu Aplikasi Crypto Terbaik serta Termudah di Indonesia

Dalam urusan fitnah pun pada  masa Pemilu di negeri saat ini dimana fitnah merebak di antara kita bisa dengan enteng menyebarkannya bahkan di rumah ibadah. Tanpa perlu merasa bersalah menjadi bagian dari fitnah, malahan dengan semangat empat lima.

Ketika akhirnya terungkap kalau apa yang disebarkan itu adalah fitnah, maka dengan enteng akan berujar tanpa dosa,”Apa salahnya? Toh saya cuma meneruskannya dan masalah fitnah atau bukan itu bukan urusan saya. Saya cuma berniat berbagi berita saja.”

Bahkan pada masa kekinian di antara kita ada yang dengan bangga menyebarkan fitnah dan merasa bahagia karena dengan fitnah segala kebencian kita terpuaskan kepada seseorang. Bahkan bisa merasa bak pahlawan sebab mendapat banyak dukungan.

Apa salahnya? Itulah pembenaran yang paling ampuh kita gunakan, agar kita tidak perlu merasa bersalah dengan kesalahan yang telah kita lakukan. Tak heran kita sepanjang waktu hidup dalam kesalahan. Sebab kita tak ada nyali mengakui kesalahan, malah kita lebih memilih untuk sibuk melakukan pembenaran.

Baca juga :  Darah Babi Pembikin Kontroversi

Apakah dengan pembenaran membuat kita tidak perlu menanggung kesalahan? Entahlah. Yang jelas kita telah diajarkan tentang kebenaran bahwa mencuri, berbohong, berzinah atau memfitnah itu tidak diperbolehkan. Tetapi karena hanya mengandalkan kepintaran faktanya dapat diputarbalikan.

Tanpa sadar hidup kita telah terjebak dalam kesalahan kita masih penuh keluguan dan bertanya dengan heran,”Apa salahnya?” Begitulah sepanjang hidup kita tak bisa membebaskan diri dari kesalahan dan pada akhirnya dengan pasrah berujar,”Namanya juga  manusia ya tidak lepas dari kesalahan!”

Memang ini adalah sebuah kebenaran, tapi akhirnya bisa menjadi pembenaran untuk hidup terus dalam kesalahan sampai kematian menjelang. Bagaimana ini? Apakah tetap harus berkata,”Apa salahnya?”

ilustrasi gambar : www.businessinsider.com

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *