Opini  

Armand: “Orang Hong Kong Taat Aturan?”

dokpri
dokpri

SAYA cekikian sendiri, menertawai diri. Kelewat percaya jika Hong Kong itu sarat taat aturan akan warganya. Mentalitas warga Hong Kong 11-12 dengan kita, suka nyerobot traffic light. Pun gak disiplin amat-amat dalam soal janji. Begitupun, gak jujur-jujur amat seperti yang diberitakan tetangga-tetanggaku di Indonesia.

Seluk-beluk bahasa yang konon fasih bi-lingual, ah tak sepenuhnya benar. Driver taxi yang saya ajak ngobrol dalam bahasa Inggris, ia hanya angkat tangan dan geleng-geleng. Itu kekecewaanku yang kedua. Kekecewaan selanjutnya, saat visit di library Kowloon. Petugasnya tidak berada di tempat, padahal library itu, skala internasional. Deretan bukupun, umumnya gak up to date, bahkan angka-angka kelahiran, kematian, kesakitan dan berapa jumlah hospital, datanya tidak fresh.

Bila Hong Kong maju, itu dipicu sumber daya alam yang ‘payah’. Maka, tiada pilihan kecuali work hard, ketat dalam kompetisi sesama mereka. Mereka rajin karena ‘miskin’, sedang Indonesia berleha-leha dan malas-malasan karena ‘kaya-raya’. Kaya raya yang mematikan, membodohkan dan melumpuhkan. Fakta sosial budaya memang begitulah, teramat disasaki perilaku oleh faktor alam. Alamlah yang menaklukkan kita, bukan sebaliknya^^^

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *