
Ada yang berteriak
Tidak terima
Ketika aku membantah
Sebuah nyata
Berusaha menenggelamkan kisah
Realita yang kuburamkan dengan dusta
Menyamarkannya dengan maksud terselubung
Agar kau menghardik
Dan mengusir hadirku
Yang katanya menyerupai siluet
Tiada ujud namun selalu membayang
Padahal
Aku serasa Janahara
Yang merindu-rindu sang Isa
Kerap tak pernah sabar
Berlari kearah pintu
Berlomba dengan terbitnya penguasa pagi
Di ujung ufuk ter-timur
Tergangga hingga tergagap
Manakala kudapati senyummu lebih mengembang
Dari sayap kupu-kupu sekitar sungai Yamuna
Dan tegur sapamu
Tidak kalah sejuk dengan pualam Rajasthan
Penghias keagungan Taj Mahal
Tapi itulah aku
Hanya seorang Janahara
Merindu tanpa diijinkan memiliki
Padahal aku inginkan suratan
Layaknya Khurram dan Mumtaz
rindu yang sangat sakit..
Salam, mbak Novie…
tapi harapan pasti kan selalu ada , seperti rama dan sinta yang akhirnya dipertemukan