Pasti dalam hidup ini kita pernah menggunakan kebaikan hati kita. Menolong atau memberi sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan.
Cuma kadang-kadang kita _kalau saya malah seringkali_ ketika atau setelah memberi ada rasa bangga dan hati yang menjulang tinggi. Seakan kita ingin semua orang tahu kebaikan hati kita.
Cerita sana-sini, kalau baru menyumbang sekian atau menjadi donatur yayasan anu. Diam-diam kesombongan membumbung melihat nama sendiri muncul di daftar penyumbang bencana dengan nominal yang paling besar lagi. Seketika ingin menepuk dada rasanya dan ada rasa menyepelekan nilai sumbangan yang kecil.
Ketika memberi kepada pengemis di jalan, ingin rasanya orang-orang dapat melihat jelas apa yang kita lakukan atau ketika menyumbang untuk pembangunan rumah ibadah. rasanya juga ingin nama kita ditulis besar-besar. Jelas saya lancar menuliskan, sebab ada sedikit pengalaman di dalamnya. Tak usah heran.
Jadi tantangan terberat dalam menyalurkan kebaikan hati sekaligus bisa rendah hati. Bisa memberi semata-mata karena berkat karunia Tuhan. Inginnya sih memang begitu, tetapi selama ego masih besar, yang kadang tanpa kita sadari terus menjajah, sulit kerendahan hati ini ditundukkan.
Tentu ini perlu sebuah pelatihan batin yang tekun sampai ego dapat kita kendalikan. Bukan hidup kita dikendalikan ego yang membuat nurani kita kurang berfungsi.
Sejatinya memang kita bisa baik hati sekaligus rendah hati, sehingga akan terasa nikmat hidup ini. Tidak disusupi oleh kesombongan yang membuat kita tidak bisa ikhlas dalam kebaikan. Berbuat tanpa pamrih memang baru mudah diomongkan saja. Tetapi bukan berarti tidak bisa dilakukan, bukan?
Hmm kalau saya lagi menyumbang sekotak Indomie,,kalau bisa di shooting oleh TV ONE hehehe… Contoh jelek itu berasal dari para pejabat dan tokoh partai Pak Kate. Sewaktu Gempa bumi di Yogya,saya dan istri khusus terbang ke Solo dan datang ke Yogya,waktu itu gempa masih berlangsung.. Ada yang bawa mie instant ,pakai bendera besaar,,,,padahal mungkin nilainya cuma 1 jutaan…hehe…bukan menyumbang,tapi mau pamer yaa