Belajar dari Kedermawanan Bill Gates

>>Bill Gates: Jika anda terlahir dalam kemiskinan itu bukanlah kesalahan anda, tapi jika anda mati dalam kemiskinan itu adalah kesalahan anda.

William Henry Gates III atau lebih dikenal dengan Bill Gates adalah pendiri Microsoft, penghasil perangkat lunak untuk komputer yang merupakan langganan manusia terkaya di dunia.

Saat ini Bill Gates ditaksir memiliki kekayaan 72,7 miliar dolar AS. Bayangkan berapa kayanya. Dimana kekayaannya dipastikan akan terus bertambah karena perangkat lunak yang diproduksi Microsoft masih akan digunakan orang di seluruh dunia.

Menyimak apa yang dikatakan Gates, bahwa lahir dalam kemiskinan itu bukanlah kesalahan kita. Itu artinya tak perlu menyesali dan menyalahkan siapa-siapa. Terima saja.

Baca juga :  Perkembangan Dunia

Tetapi bila kita kelak mati dalam kemiskinan itu jelas merupakan kesalahan kita sendiri. Apa artinya? Tandanya kita tidak berusaha semaksimal mungkin dengan segala potensi yang kita miliki untuk menjadi kaya.

Lahir dalam keadaan miskin, sejatinya tidak membuat kita menjadi miskin seumur hidup. Boleh miskin dalam hal materi. Tapi tidak boleh miskin dalam masalah hati. Kita masih bisa memperkaya diri dengan berbuat kebaikan.

Seperti halnya Bill Gates yang memahami pentingnya untuk memperkaya hati dengan mendirikan yayasan Bill and Melinda Gates Foundation yang bergerak di bidang amal dan sosial.

Yayasan yang didirikannya adalah dengan tujuan untuk memerangi kemiskinan, meningkatkan mutu pendidikan, dan mengembangkan penelitian untuk memerangi AIDS.

Baca juga :  Satu Permintaan

Kita pun bisa melakukannya dengan membantu sesama dari hal-hal kecil yang ada di sekitar kita.

Sekali lagi, lahir dalam kemiskinan bukanlah kesalahan. Bila kita anggap itu sebagai kesalahan, maka kita akan menyalahkan dan menganggap ada ketidak-adilan.

Bila itu yang terjadi akan ada pembenaran atas kemiskinan kita untuk melakukan kejahatan demi kejahatan. Kalau itu yang terjadi dan tidak ada kesadaran diri. Selamanya kita akan hidup dalam kemiskinan. Miskin materi dan juga miskin hati. Bukankah lebih menyedihkan?

Mati dalam kemiskinan materi dan tiada pahala benar-benar petaka menjadi manusia. Semoga tidak terjadi pada diri kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *