Belajar Sabar dari Ketidak-sabaran

rumahtahfidzcintarasul.blogspot.com

Kehidupan sekarang kita selalu terburu-buru. Segalanya mau serba cepat dengan alasan memburu waktu. Waktu sepertinya begitu berharga. Tapi di lain waktu dengan mudahnya kita membuang waktu dengan percuma.

Saat pagi terbangun bagai diburu hantu mandi cepat-cepat dan makan pun cuma ditelan tak pakai kunyah lagi. Bawa kendaraan buru-buru, agar cepat sampai tujuan. Soal keselamatan menjadi nomor sekian. Soal empati juga tak terpikirkan.

Keadaan yang serba buru-buru ini semakin hari menjadikan diri kita menjadi manusia yang tak sabar dan arogan. Setiap hari kita bisa saksikan yang paling nyata adalah di jalanan. Pertunjukkan ketidak-sabaran menjadi tontonan biasa. Orang tidak perlu risih lagi mempertunjukkannya. Kalau sabar malah dianggap bodoh atau mengalami kerugian.

Baca juga :  Tuhan Melihat Hatimu

Menyalip atau memotong jalur kerap dilakukan para pengemudi demi bisa lebih dulu sampai tujuan. Tak peduli ada yang dirugikan. Bunyi klakson bersahutan bila ada kendaraan yang mogok karena menghalangi laju kendaraannya. Lampu merah diterobos tidak peduli akan membahayakan jiwa. Tidak mau antri dengan teratur bila keadaan sedang macet.

Kalau diri tak terkendali dan tidak punya prinsip, maka lama-lama akan menjadi bagian dari orang-orang yang berkelakuan tidak sabaran itu. Karena akan beranggapan satu hal yang tidak layak dilakukan tapi dilakukan bersama dan sudah terbiasa, maka dibenarkan. Itu celakanya. Tak heran perilaku tidak sabaran ini semakin hari semakin menjadi.

Bagaimana dengan kita? Bila masih ada setitik kesabaran dan keinginan untuk belajar sabar, maka ketidak-sabaran orang lain dapat menjadi mata pelajaran yang berharga bagi kita. Bisa juga menjadi bahan ujian kita untuk menjadi lebih bersabar lagi menghadapi keadaan dalam keseharian yang selalu terburu-buru waktu itu.

Baca juga :  Yang Aku Tunggu

Pastinya kita menyadari, perilaku tidak sabar itu tidak baik, itu sebabnya ketidak-sabaran orang lain dapat menjadi pengingat bagi kita untuk jangan menjadi orang yang tidak sabar. Jadi melatih kesabaran dari ketidak-sabaran orang lain bisa menjadi pilihan.

Karena kesabaran dapat menciptakan rasa damai yang pada akhirnya akan membuatku hidup dalam rasa nyaman. Semua hal dapat dilakukan atau disikapi dengan tenang. Sabar itu memang menyejukkan hati. Itu sebabnya menjadi orang yang sabar tiada rugi.

Responses (4)

    1. Walau tulisannya kurang magyus…gitu ya kelanjutannya mbak Ayuhttp://ketikketik.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_cool.gif

      :shakehand2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *