Berjumpa Guru SMPku Berkat BPK Penabur Dan Radio Heartline FM

1351373591950203410_300x225
Pak Daud-Suamiku-Guruku-Aku-Mas Jose- Mbak Michelle

Pada hari guru dua tahun lalu, aku pernah menulis tentang sosok guru yang kukagumi dan hingga kini masih kukenang, yaitu guru SMPku bernama Bapak Oeripso. Dulu beliau mengajar di SMPK I Pintu Air dibawah Badan Pendidikan Kristen Penabur (BPK Penabur).

Bulan Oktober 2012 saat aku berada di Indonesia, aku mencoba mencari alamat dan nomor telpon beliau dengan mengirim email ke BPK Panabur sambil mencantumkan link tulisanku di blog tetangga.

Akupun mendapat balasan dari Rhere, Public Relation Head BPK Penabur. Ia memberikan nomor telpon dan alamat pak Oeripso sambil mengundangku untuk hadir menjadi bintang tamu di radio Heartline 100.6 FM, Lippo Karawaci dengan thema talkshow ” Inspiring Teacher”

Rhere telah mencoba menghubungi bapak Oeripso, tapi beliau tak bisa datang karena kendala transport dan kemungkinan hanya ditelpon saja.

Dalam acara tsb ada dua bintang tamu yaitu aku dan Bapak Daud Setiawan dari BPK Penabur (Bidang Pendidikan). Talkshow dimulai dari jam 8 hingga 9 pagi dengan dipandu oleh mas Jose dan mbak Michelle.

Kamis , 25 Oktober 2012, jam 6 pagi aku berangkat menuju Lippo Karawaci bersama suami. Memasuki gedung Heartline Center yang bersih dan rapi, kami menuju studio Heartline FM yang berada dilantai 4. Di sana sudah ada pak Daud Setiawan, Mbak Michelle dan mas Jose. Tak lama kemudian Mbak Rhere menyusul datang.

Tepat pukul 8 , kami masuk kestudio untuk memulai acara. Suami menunggu diruang tamu, tapi ia masih bisa melihatku lewat sekat kaca. Mas Jose duduk distudio utama, sedang kami duduk bersama di studio sebelahnya. Di sana telah disediakan 5 tempat duduk. Mbak Michelle duduk ditengah, Pak Daud dan Mbak Rhere duduk di kanan, sedang aku duduk disebelah kiri, sendirian dan ada bangku kosong disebelahku.

Baca juga :  Kebahagiaan Sendiri Atau Berdua

Mas Jose mulai bertanya pada pakar pendidikan Bapak Daud, tentang tantangan masa depan bagi dunia pendidikan. Kami semua menyimak dengan serius. Tak lama akupun diperkenalkan, bahwa aku salah satu alumni di SMPK I Pintu Air yang sedang mencari salah seorang guru bernama Pak Oeripso.

Ketika mas Jose bertanya mengapa guruku itu begitu special ? Akupun mulai bercerita bahwa betapa susahnya hidupku saat itu. Miskin kasih sayang orang tua, miskin harta pula. Seragam sekolah hanya satu, yang harus kucuci setiap hari agar dapat kupakai lagi esok hari.

Pak Oeripso adalah wali kelasku yang begitu baik. Ketika aku menunggak uang sekolah 3 bulan dan belum membayar uang ujian, beliau langsung membicarakan dengan Kepala Sekolah. Aku dibebaskan membayar uang sekolah, sedang uang ujian dibayari oleh beliau.

Aku melihat guruku ini mengajar dengan hati dan penuh kasih.Belum selesai aku berkisah sambil mencucurkan air mata….Tiba tiba pintu studio terbuka dan guruku masuk dengan dipapah oleh mbak Rhere. Aku terkejut hampir tak percaya lalu melompat dari tempat duduk dan berlari memeluk beliau.

Saat itu aku tak ingat lagi apa yang dikatakan mas Jose. Aku masih kaget dengan datangnya guruku ini ke studio Heartline FM. Duh Tuhan guruku sudah sepuh, usianya 80 tahun, tapi senyum tak pernah hilang dari wajahnya. Baju kesukaan beliau masih sama yaitu kemeja putih lengan panjang. Beliau masih ingat pertemuan kami pada tahun 2006, beliau juga bertanya tentang bisnis motor Hondaku.

Tak lama mas Jose bertanya , apa perbedaan guru jaman dulu dengan guru jaman sekarang. Jawab beliau jaman dulu, guru mengajar dengan hati dan kedekatan guru dan murid bagai bapak dengan anak. Jaman sekarang guru dan murid dekatnya ada apa apa, walau tak semua seperti itu.

Baca juga :  Egois Tanpa Sadar

Perbincangan tentang guru makin seru ketika beliau bercerita bagaimana sulitnya perjuangan dijaman itu untuk menjadi guru. Mengapa beliau membayari uang ujianku. Sebagai guru , semua murid adalah sama, baik yang susah ataupun kaya. Kadang beliau mengeluarkan uang dari kocek sendiri untuk membantu murid yang susah.

Acara selesai tepat jam 9 pagi. Aku dan mbak Rhere mengantar guruku menuju mobil yang disediakan oleh BPK Penabur. Sebelum beliau berangkat pulang, kupeluk dan kucium guruku sebagai tanda hormatku.

Penasaran kutanya Mbak Rhere, mengapa Pak Oeripso sampai datang ke studio Heartline yang jaraknya cukup jauh. Beliau tinggal di Jakarta Barat dan radio Heartline di Lippo Karawaci. Jawab mbak Rhere, semua atas keinginan beliau, padahal sudah diberi alternatif untuk bicara via telpon saja, tapi beliau tetap mau datang memberi kejutan.Saat aku berkisah tentang guruku sambil menangis, ternyata beliau sudah ada di tempat parkir mobil sambil mendengarkan radio Heartline. Rencana mbak Rhere benar benar berhasil, salut deh sama ibu dosen yang cantik ini.

Special thanks untuk guru tercinta Bapak Oeripso yang sudah bersedia datang dari jauh. Semoga Bapak selalu sehat dan diberkati Tuhan selalu. Amin

Untuk Mbak Rhere, Mas Jose dan mbak Michelle kuucapkan banyak terima kasih. Sungguh hari Kamis lalu aku sangat bahagia, berkat kalian aku berjumpa dengan guruku plus bertambah kawan baru. GBU all.

Teringat nasihat omaku :

” Kebaikan seseorang walau hanya setitik debu, jangan pernah kamu lupakan. Sedang kejahatan seseorang kepadamu, maafkan dan lupakan. Percayalah bahwa Tuhan Maha Adil dan tak pernah lalai dalam menilai”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *