Gaya  

Bertobat, Ya Ampun ….

Bertobat

Siapa sih yang tak punya dosa? Melalui pikiran, perkataan, dan perbuatan dalam sehari saja entah berapa kesalahan yang tercipta. Terserah kita menyadari atau tidak atau bisa juga pura-pura tidak tahu dengan kesalahan yang telah kita bukukan.

Soal kesalahan ini kita ada diajarkan yang namanya bertobat yang bisa kita lakukan pada saat kesalahan terjadi. Bisa juga ketika menjelang tidur. Bisa juga kita melakukan pertobatan pada waktu tertentu.

Kebetulan baru-baru ini saya bersama umat yang lain melakukan pertobatan tahunan di rumah ibadah. Sudah acara rutin.

Baca juga :  Bisanya Cuma Protes

Setiap umat diberikan selembar kertas untuk menuliskan laporan kesalahannya sepanjang tahun ini. Kalau bisa jangan ada yang sampai kelewatan.

Apa kesalahan saya ya? Kemungkinan karena saking banyaknya, saya bingung sendiri, sehingga yang tertulis cuma beberapa. Saya pikir malah banyaknya ada sebanyak uban di kepala saya.

Yang saya heran, setiap tahun ada acara pertobatan. Bahkan pernah mengikuti selama 3 hari berturut-turut tapi kesalahan saya tidak berkurang.

Kesalahan yang sama terus terulang. Padahal belajar kebenaran sudah cukup banyak. Tapi kesalahannya malah semakin banyak. Ya ampun!

Baca juga :  Dasar...

Itu buku dan ajaran kebenaran ibaratkan resep obat cuma dibaca-baca belum menukarkannya dengan obat di apotik. Jelas saja penyakitnya belum sembuh-sembuh.

Kalau boleh tahu, ada tidak teman-teman yang seperti saya ini? Apa cuma saya sendiri yang begini?

Respon (7)

  1. Don’t ask me,ask your heart,because the answer is in your heart heheh jawaban diplomatis .Tulisan singkat yang inspiratif Pak Kate… Sebenarnya tiap orang memiliki hati nurani.Ada yang percaya,termasuk saya,bahwa suara hati itu adalah The voice of God…suara yang selalu menegur kita ,setiap kali kita melakukan hal hal yang bertentangan dengan hari nurani.
    Sedangkan pikiran kita,identik dengan egoisme,yang selalu mencari alasan untuk pembenaran diri.
    Tapi ada juga orang yang nuraninya sudah mati,karena melakukan kejahatan sudah mendarah daging,baginya, /contoh nyata: para koruptor. Ini hanya suatu pandangan hidup.Terima kasih dan salam hangat

    1. Betul sekali Pak Tjipta soal Hati Nurani ini, sebenarnya masih bersyukur masih bisa mau dan ada kesempatan untuk bertobat, menyingkirkan kekotoran batin agar nurani bisa cemerlang kemblai

      Terima kasih dan salaman dalam kehangatan

  2. saya juga kadang seperti itu kok, sudah berjanji tidak akan berbuat salah seperti itu, ehh malah berbuat lagi đŸ˜€

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *