Gaya  

Bila Menolong dengan Hati

Menolong dengan HatiBelum lama ini di DAAI TV, saya menyaksikan sebuah acara dimana para relawan Yayasan Tzu Chi melakukan aksi sosial di Sechuan, Cina yang terkena bencana. Untuk membungkus barang-barang keperluan yang hendak dibagikan dikerahkan penduduk setempat untuk menjadi relawan.

Ada seorang anak _sekitar 15 tahunan_ yang rajin datang membantu dari pada sampai sore dengan wajah ceria.Terlihat semangat sekali. Ketika ditanya,”Apakah kamu lelah?” Ia lantas menjawab bahwa ia tidak lelah sama sekali.

Kenapa? Anak ini menjawab sebab apa yang dilakukannya adalah untuk menolong orang lain, sehingga ia merasa senang. Dengan demikian tidak merasakan kelelahan.

Ya, tak salah. Ini adalah kebenarannya. Bila kita melakukan satu hal dengan hati yang senang untuk menolong orang lain, maka walau rasa lelah itu ada akan tergantikan dengan kebahagiaan yang kita dapatkan. dengan bisa menolong orang lain.

Baca juga :  Murung

Menolong orang yang sedang mengalami kesusahan dengan tanpa pamrih, tanpa mengharapkan imbalan kita akan terlepas dari beban yang melelahkan. Pikiran lepas, sehingga apa yang kita lakukan terasa ringan.

Berbeda ketika kita hendak membantu orang lain dengan pikiran sudah diiming-imingi akan menerima imbalan. Sepanjang waktu membantu kita sudah membayangkan imbalan yang akan diterima. Ketika imbalan yang sudah kita harapkan tak datang atau tidak sesuai yang kita harapkan. Bagaimana rasanya? Seluruh badan pasti terasa lemas. Timbullah rasa lelah.

Mungkin kita yang melihat para relawan yang bekerja tanpa dibayar akan berpikiran betapa bodohnya para relawan itu. Kenapa mau-maunya melakukan hal yang tidak ada imbalan materinya?

Baca juga :  Mudik Bebas Stress bersama Si Kecil

Tapi hal yang tak terpikirkan oleh kita adalah ada kesenangan yang melahirkan kebahagiaan yang tak bisa dibeli dengan uang ketika kita bisa melakukan hal yang sesuai dengan nurani dan membuat orang lain merasakan kebahagiaan.

Kalau hidup kita selalu mengukur segalanya dengan nilai uang dengan apa yang kita lakukan, maka yang namanya kebahagiaan yang sesungguhnya itu sulit akan kita dapatkan. Yang ada akan lebih banyak menemui kekecewaan dan membuat  wajah kita berkerut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *