Dulu saya berasumsi bahwa pikiran (jiwa) manusia (human minds) basically adalah sama. Memang ada perbedaan satu dengan yang lain, tapi ini kecil dan tidak signifikan. Sama dengan raga (physical being) yang pada tiap orang berbeda-beda, pada wajahnya, pada perawakan tubuhnya dsb.
Namun asumsi saya bahwa jiwa manusia ini relatif kuat dan stabil, apalagi pada orang dewasa ternyata keliru sama sekali. Human minds justru sangat rentan untuk sakit dan rusak. Kalau raga kita sakit, mudah untuk mendeteksi karena gejala-gejala dan symptomnya bisa terlihat.
Tapi kalau jiwa yang sakit, banyak orang yang tidak bisa melihatnya, karena dia tidak kasat mata. Dia bisa sangat misleading (mengecoh) karena secara fisik nampak baik-baik saja.
Secara implisit, saya mau membicarakan tentang pengebom bunuh diri. How come (kok bisa2nya) dia mau manut disuruh untuk membunuh orang-orang lain dgn cara meledakkan dirinya sendiri.
Tapi seperti yang kita saksikan sendiri, di seluruh dunia bukan cuma satu tetapi ribuan org yg menjadi pelaku bom bunuh diri (suicide bombers) ini dan menimbulkan kematian pada orang-orang yang tidak bersalah (innocent persons) berlipat ganda jumlahnya. Ini faktanya.
Karenanya, saya sampai pada kesimpulan bahwa pikiran manusia ternyata tidak sestabil seperti yangkita perkirakan. Di tangan manipulator yg ulung, pikiran ini bisa dibengkokkan seperti tanah liat.
Inilah jawaban mengapa di zaman Hitler bisa terjadi kekejaman luar biasa dimana jutaan org dimusnahkan oleh manusia lain. Karena Hitler adalah manipulator ulung yang mampu membengkokkan pikiran banyak orang.
Lihat pula pada masa pemerintahan Trump yg membuat orang seolah kehilangan akal budinya. Moda yang dipakai oleh sang manipulator tidak cuma ajaran agama, tapi ada banyak yang lain. Ajaran agama termasuk yangg ampuh, karena manusia memang sangat terikat padanya.
Yang sangat memprihatinkan, sekalinya pikiran manusia ini dibengkokkan, sangat sulit untuk dinormalkan kembali. Dia luar biasa bandelnya. Nasehat dari orang terdekatnya pun tidak mempan menyembuhkan jiwanya yangg sakit ini.
Yang memprihatinkan lainnya, ybs tidak nampak seperti orang gangguan jiwa dari luar dan memberikan kesan normal-normal saja.
Meskipun saya menyorot fenomena bom bunuh diri, tapi sesungguhnya banyak fenomena serupa yang berkaitan dengan mind bending (pembengkokan pikiran) ini. Pikiran manusia ternyata tidak setangguh yang kita perkirakan dan sangat rentan dibengkokkan baik oleh alam atau pun oleh manusia lainnya.
Gustaaf Kusno Prabudi