Di penjuru keheningan setengah malam embun yang menempel di dedaunan
Mulai runtuh satu persatu
Aku tak mengerti sampai saat kutengok dalam kegelapan malam ada suara desauan angin
Yang mendayu merdu masuk lubang telingaku
Aku terperangah….
Bunga putih merekah dengan helai-helai yang terperangkap dalam gulitanya malam
Jelas menonjol dalam hitamnya langit
Wijayakusumahku mekar dibalik malam
Kuhitung helai-helaimu dalam pesonamu yang meretas kekaguman
Mungkinkah engkau berbincang dengan gemintang saat-saat malam-malam sepi
Entah karena engkau sendiri tapi kuyakin gemintang akan memuji keindahanmu
Kebisuan di antara malam , sunyi tercipta
Tapi pesonamu terhamburkan membelenggu gulitanya malam
Sampai lelah malam mencumbumu
Kini di saat mulai pagi engkau mulai tersisih
Dalam serpihan pilu terhanyut dengan kesedihan saat helai-helai bungamu mulai menguncup
Pagi bagimu adalah derita yang tak berujung berserakan berselimut duka
Tak ada lagi yang mengagumiku lewat kidung kesunyian
Hanya onggokan bunga yang sudah layu, runtuh dalam kepingan
Jelang pagi hanya tinggalkan jejak-jejak kepiluan dalam kesendirian
Sang pemikat telah pergi…..
Cirebon 3 April 2014
Saat bunga wijayakusumah mini kembali berbunga
Wah malam adalah keindahan, namun menjelang pagi ada kegelisahan, bynga yang unik
Wah malam adalah keindahan, namun menjelang pagi ada kegelisahan, bunga yang unik
iya pak, sy membayangkan kalau jd bunga wijayakusuma saat malam akan dikagumi walau hanya oleh gelapnya malam tp saat pagi tak ada yg mengaguminya krn dia sdh kuncup dan hilang keindahannya