Buruh Mogok Kerja, Dokter Mogok Melayani Pasien, Umat Beragama Mogok Menyembah Tuhan

mogok

Buruh mogok kerja sebagai cara menuntut kelayakan upah, dokter mogok melayani pasien untuk menuntut keadilan buat rekannya, dan umat beragama mogok beribadah bermaksud protes dan menuntut janji Tuhan.

MOGOK KERJA UNTUK MEMAKSAKAN KEHENDAK

Hari-hari belakangan ini banyak buruh mogok kerja dengan berdemo menuntut kelayakan upah, agar dapat hidup sejahtera. Mogok beramai-ramai untuk memaksakan kehendaknya.

Mogok bersama adalah cara yang mudah. Disertai sedikit keberanian untuk berbuat anarkis dipikir akan membuat tuntutan mereka dipenuhi. Itulah sebabnya mogok kerja selalu menjadi pilihan.

Walau tidak semua buruh menyetujui dengan cara mogok untuk memaksakan kehendak. Yang namanya memaksakan kehendak tentu hasilnya tidak enak.

DOKTER PUN BISA SALAH

Yang paling heboh tentu yang terkini. Dokter membuka lembaran sejarah baru dengan mogok sebagai solidaritas kepada rekannya yang mendapat hukuman penjara.

Baca juga :  Ahmad Dhani : Tips Membuat Lagu Agar Menjadi Terkenal

Demi membela rekannya yang belum tentu benar, para dokter sampai rela mengorbankan tugasnya untuk melakukan hal yang benar. Berbuat kemanusiaan untuk mengobati pasien yang menjadi tugas dan kewajibannya.

Dispanduk demo mogok dokter tertulis: Dokter manusia biasa, bisa salah tapi tak bisa menjamin kehidupan manusia, karena dokter bukan Tuhan.

Nah, sudah diakui para dokter sendiri bahwa dokter manusia biasa bukan Tuhan. Itu artinya ada kemungkinan dokter pun bisa melakukan kesalahan ketika menangani pasien, sehingga meninggal dunia.

MOGOK MENYEMBAH TUHAN MENUNTUT JANJI

Kalau buruh mogok kerja dan dokter mogok melayani pasien bisa menjadi berita besar. Tapi ada umat beragama yang mogok menyembah atau beribadah kepada Tuhan belum pernah jadi berita heboh. Sebab dilakukan secara diam-diam.

Dilakukan diam-dian dan tidak menjadi berita tapi bukan rahasia lagi. Kalau ada ada beragama yang kecewa pada Tuhan, sehingga kemudian mogok menyembah-Nya.

Baca juga :  Menerima Kekalahan

Ketika sudah percaya dan sudah merasa sepenuh hati menyembah pagi, siang, dan malam. Kenyataannya tetap hidup susah. Janji yang diharapkan dari Tuhan akan kehidupan sejahtera bagi yang setia tak hadir juga.

Ketaatan mulai memudar. Kehilangan gairah. Lalu melakukan protes dengan mogok beribadah yang selama ini menjadi rutinitas. Mogok menjadi pilihan.

Apakah dengan mogok akan mendapatkan hasil yang lebih baik?

Walau bermacam-macam tujuan manusia melakukan mogok. Akhirnya tak lebih adalah untuk memenuhi nafsu keegoan saja. Tanpa disadari pemuasan untuk kemenangan ego itu harus diikuti dengan mengorbankan atau merugikan pihak lain. Tapi apa peduli yang mogok?

Responses (2)

  1. yang masih setia menyembah Tuhan aja belum tentu permintaannya dikabulkan, apalagi yang mogok???
    salam…

  2. Selamat pagi Pak Kate,terima kasih sudah mengundang saya kesini. Akhirnya kita jumpa. Saya coba upload foto profile,tapi belum tampil..hehe harus belajar lagi,supaya beradaptasi….Maklum masih baru ,jadi masih kagok,dimana mau postingnya…mudah mudahan satu dua hari ini tulisan saya sudah bisa terposting…Nih,masih baca baca petujuk Admin ,bagaimana menulis dan mem posting naskah di ketik.ketik.com..
    salam hangat dan sukses.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *