Cahaya Semangat
Puisi : Edy Priyatna
Aku terhempas pada batu-batu
yang terpecahkan oleh waktu
padahal baru kemarin pendulang kembali pulang
setelah desa dilanda gempa
kumandang suara pujian pun
masih sayup terdengar
menjadi hiasan batang-batang pohon
berasap wangi-wangian kayu
Debu butiran arang melekat pada sandang lusuh
mentari menyoroti sinarnya yang jauh
menghitung noktah titik demi titik
hingga menyerap rasa panas
dari kejauhan kembali terlihat
para petani mulai membersihkan lahan
di atas sawah-sawah kering
menari rentak dengan pacul-paculnya
Dipintu halaman masjid seorang sesepuh bergurau
membiarkan angin membasuh dirinya
dengan selingkar sinar cahaya
setelah ia menyapanya dengan zikir
mendorong langkah menuju ke arah kiblat
meninggalkan selonggok batu hitam
yang berbentuk kecil-kecil mengkilat jernih
dan ujungnya tajam seperti pedang
Akupun menimbun malam setiap hari
segumpal-segumpal kusimpan dalam diri
lentera kerap menerangi hatiku yang kelam
hingga dapat kuintai ujung rembulan
dan juga kutatap bintang-bintang
menyingkap tirai hijab nan gaib
memberikan semangat hidup
membangunkan jiwa untuk melangkah di pagi hari
Manstaf 🙂