Capres dan Harapan

black campaign
pemilukadakudus.wordpress.com

Dukung – mendukung calon presiden Pemilu 2014 ini sudah mencapai pada tahap yang menyedihkan. Kampanye hitam masih marak menjadi mainan. Isu SARA masih di kedepankan. Saling olok dan hina tak terhindarkan. Visi dan misi para capres yang seharusnya menjadi senjata terlupakan. Mengapa cara cerdas dalam mendukung jagoannya terabaikan?

Menyedihkan memang keadaan ini. Demi mencari pemimpin bangsanya, kita harus sampai terbelah dan saling bermusuhan. Padahal yang akan dipilih adalah sesama anak bangsa. Tapi harus dengan cara menyakiti. Bagaimana kita mengharapkan bila kelak salah satu yang menang akan didukung oleh yang kalah?

Memasuki abad milenium ini kita yang sudah mencapai taraf pintar, tapi tetap saja tidak bisa melepaskan cara udik untuk berkampanye dengan saling menjelekkan lawan pleh ambisi buta mendukung calonnya. Segala cara digunakan untuk menjatuhkan lawan.

Baca juga :  Si Kate dan HP Kesayangannya [Kewajiban]

Kesalahan kecil atau borok dibesar – besarkan. Fitnah – memfitnah sudah dianggap hal biasa. ujung – ujungnya sama – sama emosi membeli kepentinganya. Pada akhirnya apa yang kita dapatkan? Barangkali hanya kekecewaan.

Dalam suasana ini, bila masih ada akal sehat memilih tidak tenggelam dalam hiruk – pikuk politik yang melelahkan jiwa raga bisa jadi merupakan pilihan cerdas. Sebab kefanatikan sempat dalam mendukung sang jagoan bisa membutakan mata hati kita, sehingga tidak sadar akan melakukan hal – hal yang tidak seharusnya.

Pilihan ada pada kita semua. Yang jadi pertanyaan adalah : Apakah calon presiden yang kita dukung bila terpilih nanti akan dapat memenuhi harapan kita?

Baca juga :  Para Astronom Mendeteksi Radio 'Detak Jantung' Miliaran Tahun Cahaya dari Bumi

Apa konsekwensinya bila tidak mampu kelak? Ini yang semestinya menjadi pertanyaan kita mulai dari sekarang. Ingatlah, semakin besar harapan yang kita gantungkan, maka akan semakin besar pula kekecewaan yang ada.

Sebab itu mendukung dengan  harapan yang realistis dan berdoa agar pemimpin yang ada dapat membawa perubahan kepada kemajuan bangsa paling tidak bisa menjadi pilihan yang tidak mendatangkan kekecewaan kelak.

Persoalan bangsa ini begitu banyak dan besar. Perlu kemampuan ekstra seorang pemimpin dan dukungan sepenuh jiwa raga dari rakyat. Kalau baru dalam taraf memilih pemimpin saja sudah gontok – gontokan dan bermusuhan. Apa jadinya bila capresnya gagal menjadi pemenang?

katedrarajawen@pembelajarandarisebuahperistiwa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *