Fiksi  

Cerita Keseharian Anak Kost (2)

uncleyono.blogspot.com
uncleyono.blogspot.com

2. Gali Lubang Beruntun

“Mbak,”
“Hmmm,” Kulirik Anya, adik tingkatku yang kini sudah berdiri di depan pintu kamarku.
“Mbaaaakkkk,” Suaranya terdengar memelas. Ah, pasti ada maunya ni bocah, batinku.
“Mau minta tolong apaan, Nya?” Tanyaku tanpa basa- basi. Huft, nggak tahu gue lagi sibuk banyak tugas neh, omelku dalam hati.
“Hehehe. Tahu aja aku mau minta tolong, mbak. ” Anya tersenyum malu.
“Halah, gue udah apal lagu kalianlah, santai aja. Ada apaan?”
“He, ehmmm,” ucapnya ragu
“Mbak, ehmmm…”
Aku menghentikan pekerjaanku, kupandangi Anya. Ragu- ragu tampaknya nih anak.
“Anya!” panggilku.
“Eh, iya mbak.” katanya gugup.
“Mau ngomong apa sih?” sahutku mulai kesal. Lebih cepat lebih baik dong.
“Eh… Itu,”
Aku mendelik sebal. Anya terkikik geli.
“Buruan Anya!” bentakku cepat.
“Eh, iya mbak. Iya,” ucapnya tergagap kaget.
“Ehm, a… ku.. Malu mbak bilangnya,”
Aku mengernyitkan dahi, Duh nih anak mau ngomong apa sih sebenarnya, batinku.
Aku menghela nafas, “Bilang aja, Nya! Kitakan satu kosan, tinggal bareng- bareng, udah kayak keluarga. Kalau ada apa- apa tinggal bilang, kalau mbak bisa bantu ya mbak bantuin,” kataku melembut.
Kulihat Anya mengangguk-anggukan kepala. Ah, anak ini masih ada perasaan canggung ternyata. Eh, kalau dipikir- pikir wajar sih, dia jadi mahasiswa saja baru beberapa bulan, belum terbiasa pula dengan atmosfir kampus dan kost.
“Ehm, gini mbak,” ucap Anya kemudian. “Ehm inikan akhir bulan, tanggal satu kan masih empat hari lagi, mbak jadi kiriman ayah masih lumayan beberapa hari la..”
“Mau pinjam duit?” potongku cepat.
Anya mengangguk mantap.
Akupun tertawa kecil, “Ya Ampun Anya, ngomong mau pinjam duit aja lamanyaaa pake intro,”
Anya terbengong. Mungkin ia tak menyangka ekspresiku. Ya ampun ni anak, pinjam meminjam diantara anak kost udah biasa, pikirku.
“Ngomong dari tadi kek! Jadi gue kan nggak perlu marah- marah,”
“Aku kan nggak enak, mbak.” ucapnya polos.
Aku menggeleng- gelengkan kepala. Polos amat ini anak, ucapku dalam hati.
“Santai, Nya. Pinjam meminjam mah biasa diantara anak kost asal jangan lupa dibalikin. Kita tuh sama- sama jauh dari keluarga jadi harus saling membantulah.” kataku menjelaskan.
Lagi- lagi Anya hanya mengangguk- anggukkan kepala, “Oh pantes aja, biasa ya mbak! kemarin mbak Fani juga pinjam uang sama aku.”
“Hah!!” Aku menatap Anya meminta kejelasan. “Fani, kamar sebelah. ”
“Iya mbak, kalau nggak dipinjem mbak Fani ya duitku cukup aja sampai kiriman ayah datang,”
Aku menepuk jidat, “Ya ampun ini mah gali lubang beruntun namanya.”

Baca juga :  Tragedi Penembakan di Sape

(ISL) Bandung, 11 Januari 2014

Responses (6)

  1. eh ehmmmm mbak Imas cakep deh hari ini. Gini mbak , anu mbak..apa itu mbak…oh iya…pinjam duitnya juga dong buat beli motor ke kampus…hihihi :mewek

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *