Mengapa kita selalu mudah curiga kepada orang lain terlebih dahulu ketika kehilangan sesuatu? Ketika uang di dompet kita hilang spontan tuduhan muncul di pikiran kepada orang -orang terdekat walau tanpa ada bukti sedikit pun.
Seperti yang  baru saya alami belum lama ini. Saat melihat ember yang biasa saya gunakan untuk menyiram tanaman tidak berada di tempatnya lagi, spontan kecurigaan saya tertuju pada bagian tukang kebun. Pakai barang tidak mau taruh ke tempatnya semula atau jangan-jangan digunakan untuk keperluan lain.Sikap arogan langsung muncul,”Perlu ditegur nih, agar lain kali tidak sembarangan!” Sebelum hadir kearogan lain, ups seketika saya ingat dan bergumam,”Bukannya ember tersebut saya sendiri yang bawa ke gudang dan lupa membawanya lagi?
Ya ampun, makanya jangan curiganya yang dibesarkan, tapi keinsyafan untuk tidak menyalahkan orang lain. Sendirinya yang salah, malah mencari – cari kesalahan orang yang tidak bersalah. Sama juga seperti kalau kita kehilangan uang maunya langsung curiga kepada pihak lain tanpa mau mencari dahulu kalau kesalahan justru ada pada diri sendiri.Untung baru pada tahap pikiran, sehingga belum sempat menegur. Bukanlah kalau itu terjadi justru mempermalukan diri sendiri?
Itulah sebabnya orang bijak mengajarkan perlu untuk sejenak merenungkan satu hal sebelum bertindak lebih lanjut. Karena sesuatu hal apabila hanya mengikut perasaan, persepsi, apalagi emosi akan membuat kita tersesat dalam kesalahan. Sayangnya kita sering terjebak dalam situasi ini.
Spontanitas memang baik kalau untuk hal yang baik, tapi kalau spontannya dalam hal menyalahkan atau curiga pada orang lagi tentu perlu diminimalkan. Inilah yang namanya perlu pengendalian diri untuk melihat satu masalah yang terjadi dengan pikiran yang jernih dan hati yag bening tanpa provosi alam bawah sadar.
katedrarajawen@pembelajarandarisebuahperistiwa
ilustrasi : www.islampos.com
Hmmm…reinkarnasi selanjutnya seperinya Anda akan menjadi tukang kebun…Ko-Kat…
Kok sepertinya , Ci Jo? hehhe
Waduh Mas Kate….Kalau curiga dilanjutin bisa jadi menuduh nih… hehe
Nah itu dia,Ni Kadek, untung ada remnya masih pekem hehhe
Wah…Jeng Winda kok senang bernubuat ….Ko Kate itu akan menjadi penguasa perkebunan di kehidupan mendatang
Nah ini Mbak Anita yang tahu banget, jadi tukang kebun uang juga gak apa apa kok, terima kasih ya
mencerahkan om Kate. terima kasih đŸ™‚
mencerdaskan