Dipermalukan Oleh Boss

Boss
foto : www.yourthoughtpartner.com

Saya dan keluarga adalah penggemar acara “Boss Undercover”, acara dari manca yang sangat menarik menurut saya. Jadi, para boss di’make-over’, diubah wajahnya oleh penata rias, kemudian mereka menyamar menjadi pegawai yang bekerja langsung digaris depan. Bisa jadi boss menyamar menjadi janitor, tukang goreng ayam, montir dan sebagainya. Nah, dalam penyamaran ini para boss akan mampu mengamati langsung anak buah yang ada di lini paling bawah tersebut, kasarnya para pion. Tentu saja mereka akan mengambil kesimpulan, apakah karyawan yang bersangkutan layak mendapat penghargaan lebih atau tidak? Bagaimana keseharian mereka dan bagaimana cara mereka bekerja?

Dari banyak seri yang saya lihat, rata – rata para boss akan menemukan karyawan yang dedikasinya luar biasa. Hidup para karyawan sederhana, tapi mereka berjuang dan bekerja keras. Penuh tanggung jawab untuk membesarkan perusahaan tempat mereka bekerja. Jadi jika ada boss yang menyamar (under cover), biasanya pada akhir tayangan para karyawan akan menemukan kenyataan yang sebenarnya. Setelahnya, para boss akan mengganjar karyawan dengan hadiah – hadiah layaknya menang lotere. Misalkan karyawan A karena kreatif dapat bea siswa sekian ribu dollar untuk sekolah lagi. Kemudian karyawan B karena sifatnya yang penolong dan kebetulan ibunya sakit keras, maka boss akan membiayai ibunya hingga sembuh. Karyawan C sangat rajin tetapi hidup dengan penghasilan pas – pasan, maka boss akan mengganjar dengan sejumlah uang untuk liburan mewah yang didambakannya. Pokoknya hadiah – hadiah yang diberikan sangatlah luar biasa, bikin orang ‘ngiler.’ Dan tentu saja ‘haru’ karena perjuangan dan kerja keras ibarat diganjar oleh malaikat yang turun dari surga yaitu si boss undercover. Wouw!

Hari ada kisah yang sedikit berbeda. Seorang boss menyamar dan menemukan bahwa salah satu karyawannya sangatlah tidak kompeten. Karyawan tersebut bicara kasar, membuang barang dagangan sisa, menjawab pelanggan dengan sikap tidak sopan. Pokoknya banyak hal yang tidak pantas menurut si boss. Dahsyatnya karyawan ini dihadapan si boss langsung dicecar, “Kamu tahu tidak, kelakuan kamu kasar dan tidak pada tempatnya?” Dijawab oleh si karyawan, “Tapi kamu tidak tahu bahwa pribadi saya yang sesungguhnya sangat baik!” Si boss menjawab balik, “Saya tidak ingin mengenal kamu lebih baik lagi, tidak berminat!” Karyawan itu lupa no. 1 Boss tidak pernah salah dan no. 2 Jika boss melakukan kesalahan, lihat nomer 1! Bweheheh… Artinya jika si boss sudah tidak suka atau anggap karyawan salah, membela diri pun akan sangat sulit. Karena persepsi tidak suka telah tertanam dalam benaknya dan dia adalah : BOSS. Sekalipun karyawan mencoba memperbaiki, akan terlambat atau sulit. Kemudian karyawan malang itu setelah dipermalukan, juga dipecat di depan seluruh dunia. Karena tayangan manca ini ditayangkan hingga saya yang ada di Jakarta pun menonton! Konyol dan malu, di pecat secara internasional.

Baca juga :  Berwisata di Kebun Anggur

Saya tidak setuju dengan sikap kasar pegawai tersebut, namun lebih tidak setuju dengan adegan “pemecatan” yang disiarkan dengan rating dunia. Semoga adegan tersebut hanya merupakan drama, karena saya tahu reality show kadang menjadi unreality show alias sudah dibuat – buat dan diatur dramatisasinya agar penonton terbawa emosi. Disisi lain saya mengerti, karyawan itu barangkali bekerja dibidang yang tidak disukainya, bekerja demi gaji saja, bekerja karena terpaksa, jenuh berada di posisi yang sama. Memang sangat sulit untuk terus berdedikasi dan menghamba pada perusahaan tempat kita bekerja, jika perusahaan tidak pandai ‘memainkan’ prestasi dan apresiasi terhadap karyawan. Apalagi para boss, mana mau tahu urusan sepele? Maunya hanya tahu satu kata : BERES. Perkara yang memBERESkan orangnya bekerja hingga diBERESkan oleh alam (alias mati), bukan urusan si boss. Pokoknya gaji dan tunjangan sudah dibayar setiap bulannya. Bukankah demikian?

Baca juga :  Masih Ada Cinta Putihku

Menurut saya bekerja karena cinta dan bekerja karena dibayar, etos kerjanya akan berbeda. Sangat sulit bagi seseorang untuk menemukan ‘bekerja karena cinta’. Dan sangat sedikit orang yang pada akhirnya ‘bekerja karena cinta.’ Lebih banyak orang bekerja karena dibayar, bekerja karena butuh mencari nafkah dan seribu satu alasan lainnya yang bukan karena cinta. Bekerja karena cinta, lebih mudah ditemukan oleh orang – orang yang bekerja mandiri dan profesional, pemilik usaha atau bekerja di perusahaan papan atas yang tak diragukan kredibilitasnya seperti ‘google’. Menumbuhkan kecintaan orang pada perusahaan dengan tidak mematikan kreativitas mereka sangat sulit. Management perusahaan itu sendiri harus sangat kreatif, mengubah human resource menjadi human capital. Banyak orang terlihat cinta perusahaan, padahal hanya cinta tanggal gajian dan tunjangan. Belum tentu pekerjaan akan dilakukan sepenuh hati. Apalagi jika boss tidak melihat langsung. Kerja saja semampunya, yang penting tanggal gajian dapat duit. Gitu saja kok repot!

Kerja adalah cinta yang mengejawantah. Cinta itu sebaiknya gayung bersambut, dua sisi dan tak bertepuk sebelah tangan. Kerja mati – matian tak pernah dianggap, memangnya tak menyedihkan? Sementara perusahaan menyediakan aneka tunjangan dan gaji namun selalu ada karyawan yang malas, culas atau bahkan korupsi, bagaimana ini? Kerja memang dibayar. Ketika bayaran, tunjangan atau apresiasi apapun tidak lagi memadai, sulit untuk berlaku konsisten. Alias selalu baik, selalu sesuai pakem, selalu memuaskan dan sebagainya. Pilihannya menjadi ‘bertahan’. Ini yang kadang menimbulkan cobaan antara dunia dan akherat. Antara prestasi dan kebaikan yang digratiskan atau antara bertahan yang tetap dibayar? Tapi ingat pada akhirnya yang akan dipermalukan kebanyakan adalah karyawan karena,…. balik lagi ke : no. 1 Boss tidak pernah salah dan no. 2 Jika boss melakukan kesalahan, lihat nomer 1!  😆

Responses (4)

  1. Tapi ada loh boss yang dipermalukan karyawannya karena dipecat…ini dialami teman saya, karena boss melakukan kesalahan padanya, sehingga boss itu langsung dipecat, walau diminta balik lagi tetap gak mau hehehe…katanya: emang boss aja yang bisa pecat karyawan?

    1. selama masih digaji apalagi masih bisa dipecat,…kayaknya bukan boss deh…itu atasan saja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *