
Ketika sepanjang hari mendung dan hujan senantiasa turun, seorang penyair langsung merangkai kata “Wah, matahari enggan tersenyum”. Namun, ketika pada pagi hari di ufuk timur warna merah mulai merekah, penyair pun berujar “Ketika sang surya mulai tersenyum…”. Kata tersenyum sepertinya memang selalu erat melekat dengan kehidupan kita.
Demikian pula ada seorang bijak yang menyampaikan pandangannya tentang arti sebuah senyum.
1. BUKAN KARENA HIDUP BAHAGIA MAKA KAMU TERSENYUM, TETAPI KARENA KAMU TERSENYUM, HIDUP MENJADI BAHAGIA
2. BUKAN KARENA SEMUA ORANG BERSAHABAT MAKA KAMU TERSENYUM, TETAPI KARENA KAMU TERSENYUM SEMUA ORANG MENJADI BERSAHABAT
3. BUKAN KARENA PEKERJAAN MENYENANGKAN MAKA KAMU TERSENYUM, TETAPI KARENA KAMU TERSENYUM PEKERJAAN JADI MENYENANGKAN
4. BUKAN KARENA KELUARGA HARMONIS KAMU TERSENYUM, TETAPI KARENA KAMU TERSENYUM, KELUARGA JADI HARMONIS
5. BUKAN DUNIA YANG MENCIPTAKAN SENYUMAN, MELAINKAN SENYUMAN YANG MENCIPTAKAN DUNIA
Saudara, ada pesan moral yang layak kita renungkan. Apakah kita selalu dengan senang hati memberikan senyuman kepada setiap orang yang kita jumpai dalam kehidupan kita?
Memang memberikan senyuman kepada orang-orang yang kita kasihi akan jauh lebih mudah, tetapi ketika kita harus memberikan senyuman kepada orang yang mungkin menyakiti hati kita akan sangat sulit. Namun, mari kita mencoba memberikan senyum kepada orang yang mungkin pernah menyakiti hati kita. Ayo…kita tersenyum kepada dunia agar dunia tersenyum untuk kita!
Saya pun mencoba untuk tersenyum ketika KK tidak mau tersenyum dan kompromi saat saya akan memposting tulisan ini. Hahaha….semoga Anda pun jadi tersenyum.
Salam ketikers-AST
Saya tersenyum deh buat mbak nita… :thumbup
Makasih senyumnya Mas Trezze, hehehe…selamat siang