Akan ku kalkulasi detik yang ku relakan, saat mengingat dan memujamu.
Pertama, kau sudah merebut mimpi dalam tidurku. Bahkan hingga aku terjaga-pun kau masih saja mengendap-endap, seperti pencuri yang tak rela kehilangan peraknya.
Kedua, kau sudah mendorongku menjadi gila. Dan meng-karib-kan aku dengan kesedihan.
Ketiga, kau sia-siakan kecantikanku, yang ku hias dengan minyak kesturi dan cendana.
Ehmm…
Pernahkah kau lihat setangkai mawar.
Jika kau ingat…ku harap kau bisa mengingat ucapan Zulaikha pada Yusuf-nya.
“ Betapapun indahnya mawar, akan jauh lebih menawan apabila berkalungkan embun.”
Bila aku adalah keindahan di matamu, mengapa kau tak jua kunjung menjelma sebagai embun.
Dan menggenapi aku.
wah wahhh….kerenn
Selamat sore Mas Christian,
Hehehe..terima kasih untuk komentarnya
Salam,
NO
Great… sempurna…
Sempurna kalau sudah genap Mas Hans 🙂