Gaya  

Gampangnya Mencari Kesalahan

Gampangnya Mencari Alasan Menyalahkan, Sulitnya Mengakui Kesalahan

 Jarang-jarang ada orang yang secara spontan mau menyadari kesalahan diri sendiri lalu mencari sumber kesalahannya. Melakukan refleksi diri ke dalam. Tapi sudah umum kita dengan  gampangnya mencari kesalahan atau kambing hitam untuk menutupi kesalahan sendiri.

 Padahal dengan cara demikian justru kesalahan menjadi berlipat. Kesalahan jadi berlipat ganda. Tapi walaupun kita yang mengaku pintar dengan bodohnya melakukan hal itu tanpa malu.

 Terlalu banyak contoh kasus sampai jadi pertunjukkan di media sulitnya seseorang mengakui kesalahannya. Sebaliknya malah sibuk mencari kesalahan orang lain.dan akan selalu terulang lagi.

 Yang hangat adalah yang baru-baru ini terjadi dan tidak sampai masuk ke media. Karena ini hanya peristiwaan keseharian yang menyangkut bukan orang penting. Sore itu seorang karyawati hendak memulangkan kunci ruangannya kepada saya. Ketika hendak merogoh kantong celana belakangnya, ternyata kunci tak berada di tempatnya lagi.

Baca juga :  Puisi Rindu

 Lantas ia mengatakan, pasti ini kerjaan security yang iseng mengambilnya saat pemeriksaan ketika hendak keluar dari area pabrik.

 Ia yakin kuncinya disimpan di kantong belakang celananya. Saya masih mengingatkan untuk mengingat-ingat, jangan-jangan memang belum dibawa atau tidak disimpan di kantong celananya.

 Ternyata security memang tidak iseng mengambilnya. Lantas karyawati ini ke belakang lagi untuk mencari keberadaan kuncinya. Nyatanya memang tertinggal di ruang rekannya. Karena sebelum keluar area pabrik ia sempat mampir dulu.

 Jadi ini salah siapa? Tanya saya sebagai bahasa halus mengatakan kalau ia sendiri yang salah. Apa jawabannya? Kuncinya yang salah! Kenapa tadi ditinggal mau saja dan diam. Hehehe . . . Memang sekadar bercanda atau sebagai alibi untuk tetap tidak perlu merasa bersalah telah mencurigai orang lain atas kesalahannya sendiri.

Baca juga :  Pasir Hisap Pergaulan

 Eh tapi ini saya banget kok! Penyakit mencari-cari alasan atas kesalahan yang dilakukan. Maksudnya untuk menutupi kesalahan biar tak malu. Tapi nyatanya justru bikin malu. Padahal dengan jiwa besar mau mengakui akan menjadi lebih elegan.

Respon (1)

  1. Hahahaha… securitynya lagi apes…
    Nasibnya sama kayak tuyul…
    Selalu jadi kambing coklat, eh.., kambing hitam, kalau ada uang yang hilang…., padahal :rate cuma lupa…, uangnya sudah dibikin beli semur jengkol…. hahahahaha…..

    :cendolbig
    :rate

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *