Para penipu di Indonesia memang tak kehabisan akal. Berbagai cara mereka lakukan untuk menipu orang orang lugu. Jika berhasil mereka tertawa jika gagal mereka memaki dengan kata kata kasar. Beruntung pada hari ini saya berhasil ngerjain penipu dan dia ngga berani memaki malah gelagapan.
Selama berada di Indonesia, sudah sering kali saya menerima SMS penipuan. Kalau modusnya kuno, saya abaikan tapi kalau modus baru tentu saja saya ingin tahu. Biasanya si penipu saya kerjain, lalu saya buat artikel dan sebarkan agar kita semua berhati hati. Seperti biasa jika menghadapi penipu maka saya berperan sebagai Ibu Oon Cemplon.
Tgl 4 Feb 2014, jam 8 pagi saya menerima SMS dari no : 085259862946
“ Maaf penyetoran angsuranya kalau mau dibayar hrp tlp dlu keatasan sy Bpk Yanto dari finance. Nomor telpon 085656435559, sudah dikuasakan, terimah kasih” (pesan asli tanpa diedit dan ejaan salah – fd)
(Menurut pendapat saya penipu ini hanya satu orang yang punya banyak nomor handphone. Namapun palsu–fd)
Saya kirim SMS pada pak Yanto dan mengatakan akan bayar angsuran motor anak saya. Tak lama diapun telpon, ciri khas suara lagi lagi dari suku tertentu. Saya juga bingung kenapa SMS penipuan yang saya terima logatnya selalu sama.
“ Hallo..ini dengan ibu Oon Cemplon? Tagihan ibu sudah dipindahkan pada kami. ”
“ Iya pak, ini namanya Finance apa ya pak ? saya mau bayar angsuran. Biasanya yang nagih datang kerumah pak.”
“ Kami dari Adira Finance bu Oon. Boleh tahu nomor kendaraan, nama yang kredit dan jumlah angsuran? Saya akan cek lewat computer adakah nama tsb.”
(Saya sedikit kaget, dalam hati berani juga nih penipu bawa bawa nama perusahaan besar Adira Finance. Dia ngga tahu anakku kerja disana dan langsung saja SMS anakku. “ Kerjain dan pancing terus ma…Nanti kasih nomor telponnya ya ma? “ balasnya. )
Pembicaraan ditelpon dengan pak Yanto berlanjut. Saya jawab saja asal asalan kalau disuruh ulang pasti saya ngga ingat.
“ Oh Bapak dari Adira? Saya kredit motor pak dengan no polisi B 7825 DP, atas nama Annisa Damayanti. Angsuran Rp. 775.000 dan saya biasa bayar dua kali pak..”
“ Iya ada nama anak bu Oon, nomor kendaraan sudah benar. Total yang harus ibu bayar Rp. 1.550.000.”
“ Ok pak, segera saya kirim ya pak?”
“ Baiklah ibu, berhubung saya sangat sibuk sekali. Tolong uang di transfer ke rekening bank Mandiri No. 9000023218705 atas nama Rino Setiadi. Nanti kasih tahu bukti setorannya baru kami antar slip pembayarannya kerumah ibu Oon. Kapan ibu mau bayar? Kalau bisa cepat bu karena kami mau tutup buku.”
“ Jam satu ya pak, soalnya rumah saya jauh di kampung. “
Sejak saya bilang akan kirim uang angsuran, maka setiap 15 menit pak Yanto telpon. Kadang saya angkat kadang di diamin saja.
“ Sabar kenapa pak! Saya lagi dijalan sama anak saya! Kan janji jam 1, masa dari tadi saya dikejar melulu!”
“ Oh iya bu, tolong kasih tahu saya kalau sudah di transfer!”
Jam 1 lewat di penipu terus menerus menelpon tapi saya cuekin biar dia makin penasaran.
Tak lama saya miscall dan dia langsung telpon balik tapi yang ngomong bukan saya melainkan menantu saya wong Jowo yang jago bahasa suku lain.
Pada intinya menantu saya cuma bilang kalau dia anak Bu Oon Cemplon dan bertanya kenapa mau nipu ibunya. Kamu bikin malu suku kita. Langsung si penipu gelagapan dan dibentak lagi oleh menantu saya yang suaranya kayak polisi galak. Tak lama telpon langsung diputus.
Tak lama saya kirim SMS penutup:
“ Kamu penipu ngaku dari Adira? Sini datang ke kantor anak saya. Ambil nih angsuran 5x kalau berani! Dasar penipu! kamu tipu bangsamu sendiri, sungguh tak tahu malu!!”
Kali ini tak ada jawaban atau makian, telpon tak bisa lagi dihubungi.
Setiap kali saya menerima SMS penipuan, saya selalu prihatin pada mereka yang kena tipu. Karena salah satu pendukung maraknya penipuan adalah mudahnya membeli SIM card di Indonesia.
Maklum Indonesia gitu lho!! Beli SIM card bagai beli kacang goreng. Murah meriah, di jual dipinggir jalan. Cukup daftar pakai KTP abal abal, tinggal pake untuk menipu setelah itu lempar beli yang baru. Makanya para criminal dunia maya di Indonesia makin besar kepala!!
Kapan ya? pemerintah khususnya Menkominfo memperketat aturan pembelian SIM card seperti di Australia? Kapan kapan kali ya?
Manalah pemerintah peduli berapa banyak sudah korban berjatuhan. Maka kitalah yang harus hati hati dan waspada terhadap berbagai modus penipuan.
Salam Waspada
Wah kalau modus beginian baru tahu saya bu Fey, terima kasih info dan usahanya:)