Gaya  

Hidup yang Mengajarkan

LeafTanpa kata – kata atau nasihat yang berbusa, seringkali peristiwa kehidupan mengajarkan makna yang mendalam untuk sebuah kesadaran kepada kita. Ada pula menyebutnya cara Tuhan memberi pengajaran melalui apa yang kita alami.

Dalam perjalanan waktu, ketika Pemilihan Kepala Daerah yang berlangsung di Jakarta, isu SARA dihembuskan oleh seorang raja dangdut, Rhoma Irama. Katanya, berdasarkan informasi yang didapat di internet, ibu dari salah satu calon gubernur, yakni Jokowi beragama Kristen. Untuk itu Rhoma menganjurkan, agar jangan memilih pemimpin keturunan Kristen. Padahal itu cuma fitnah. Tidak ada kebenarannya sama sekali.

Hal ini juga diikuti salah salah partai berbasis Islam yang mengkampanyekan, agar jangan memilih pemimpin yang beragama Kristen yang melekat pada sosok calon wakil gubernur, Ahok.

Baca juga :  Sisi Lain Kehidupan Seorang Ladyboy

Tetapi apa yang terjadi di kemudian hari? Sadar atau tidak, Rhoma yang akrab dipanggil Bang Haji itu pada akhirnya justru harus memilih mendukung calon presiden yang jelas – jelas ibunya beragama Kristen.

Bukankah ini sebuah pengajaran yang indah? Bahwa jangan sembarangan mempersoalan agama seseorang untuk menjatuhkannya. Apalagi untuk tujuan fitnah. Mungkin kasarnya ini yang disebut kena batunya. Biasanya kalau sudah kena batu akan bergumam, “Oohh..!” dan seketika timbul kesadaran untuk menyadari kesalahan.

Pernah juga saya mengalami dalam sebuah acara pertemuan secara pas ditentukan oleh panitia saya harus duduk satu meja dengan orang yang saya tidak sukai. Bayangkan?! Padahal dalam acara tersebut kami harus belajar saling menyapa, saling melayani, dan harus saling bekerja sama dalam berbagai kegiatan.

Baca juga :  Mana Sempat?

Nah, di sinilah kami harus saling belajar untuk merendahkan ego masing – masing agar bisa berkomunikasi. Saling menyapa setiap pagi dan mengakrab – akbrabkan diri dalam setiap kegiatan. Indah bukan pada akhirnya?

Saya yakin masih banyak kejadian yang pernah kita alami sendiri berkenaan dengan pengajaran hidup ini. Apakah kita bisa menyadari dan kemudian memaknainya sebagai pengajaran hidup? Itu masalahnya!

Bagaimana justru pengajaran hidup yang indah itu membuat kita menyesal dan tidak nyaman sepanjang waktu? Sebab itulah pentingnya sebuah kelembutan hati dan kelapangan dada untuk menerima pengajaran yang berharga dari kehidupan yang kita alami.

ilustrasi gambar : blog.reviewinc.com

katedrarajawen@pembelajarandarisebuahperistiwa

Respon (2)

  1. makanya jangan terlalu benci, juga jangan terlalu cinta..tapi kalo politik beda broo..bisa pura – pura benci,..bisa pura – pura cinta… asalkan kepentingan tidak dihalangi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *