Hujan Yang Biasa Turun
Puisi : Edy Priyatna
Airmu menimbun di ubun-ubun
menyusuk terus kerongga dada
ketika reda masih terasa rintik
di hati berteriak dalam sunyi
di jantung genangan rindu
tanpa tiada meniris
Airmu menimbun wajah malam
dan suara deras hujan dalam sajak
curahan hati mungkin perih
tanah digali terangkat dari dalam
ilmu yang tak kan pernah selesai
walau pagi maupun musim berganti
Airmu adalah ujian sepanjang masa
tentang suasana gelap
meski pohon-pohon tumbang
badai membelah bumi
tetap kutatap malam
dan kutatap penutup hujan
Manstaf 🙂