Imlek

Apa itu Imlek papa?
Menurut kamu apa Nak?
Imlek itu ang pao papa.
Bagus

Beginilah wawasan anakku tentang Imlek, tentang tahun baru Tiong Hoa. Ini perayaan tahun baru tertua di dunia, dan pengetahuan anakku kok sepraktis itu. Apa karena anakku bukan seorang etnik Tiong Hoa? Hingga etnik Tiong Hoa begitu ego dan membiarkan pengetahuan anakku tetap se-dungu itu. Apa ini sebuah gejala pembungkusan ekslusifme akan bangsa tertua di dunia itu?

Begitu bisikan pikiran seorang warga negara Indonesia yang kerapa menamai dirinya pribumi. Apa iyya ada bangsa di dunia mengklaim diri sebagai pribumi? Apa itu pantas? Apa itu bukan keegoan dalam ber-bumi, ber-semesta dan ber-alam raya? Ini sungguh pembuatan blok-blok, kavling-kavling dan adu kuat lahan-lahan. Tak boleh dibiarkan ini, sebetulnya.

***

Ya mbok, soal jangkauan pengetahuan akan minimnya paparan tentang Imlek, apa tak sebaiknya bangsa ini memikirkannya, bagaimana cara anakku ini dan juga anak tetanggaku, paham secara menyeluruh akan makna Imlek. Mosok makna Imlek ‘hanyalah’ ang pao?

Itu dosa-dosa orang yang khatam akan sejarah, kronologi, seluk-beluk Imlek tapi enggan menuntaskan paham akan arti-arti dan simbolik-simbolik Imlek. Mulai sekarang, bagi yang merasa berpengetahuan luas -terutama etnik Tiong Hoa- segera lakukan pengentasan kemiskinan pengetahuan untuk anak-anak di negara mana saja, agama apa saja, ras apa saja dan jenis kelamin apa saja, dan status sosial apa saja.

Agar makna penting Tahun Baru Imlek dapat didistribusi ke seluruh bangsa untuk kemudian dipetik satu per satu buah-buah pelajaran di dalamnya. Ah, saya akan tetap malu jika anakku hanya paham kalau Imlek itu angpao. Ini pelecehan bagi yang merayakannya, sekaligus pelecehan kepada penerima ang pao yang tak tahu menahu sebab-akibat kehadiran ang pao. Apa filosofi Imlek? Coba apa? 

Lantas, seorang tetanggaku bilang: “Kasih tau gak ya?”

Sebuah tanya yang juga masih perlu disasar tanya.

Hemmmmmmm……