Sumenep jadi jualan berita, laris super manis. Wah, presiden kita berkunjung ke Sumenep, walau sesungguhnya gak berkunjung. Orang Palembang bilang: Ndak Pacak-lah. Wong Presiden Sumenep kok. Pokoke, asalkan masih Indonesia, yah gak boleh kita bilang itu kunjungan presiden. Cocoknya disebut pulang kampung, lha Indonesia ini kampung besarnya presiden kok. Barulah disebut kunjungan kalau ke Taiwan, Amerika atau Ethiopia.
Hidup ini kadang-kadang berprinsip keseimbangan, kalau yang datang gak bagus-bagus amat, jalanan diperbaiki. Kalau yang datang gak jahat-jahat amat, jalanan yang datengin dia, sungai yang datangin dia, kali yang datengin dia. Ah maksudnya, pemimpin kek gini, yang suka disambut dengan eskapator, lalu ia pun ikut turun di lobang air yang tersumbat. Bukan sebaliknya, menyumbat jalan-jalan sambil diyel-yel secara paksa oleh rakyat, katanya. Sampai murid-murid libru dan berhore-hore lugu di tepi-tepi jalannya sendiri, jalan rakyat.
Lalu, seorang anak SD di sebelah rumahku bertanya:
Om kasihan itu temen-temenku di Sumenep, mosok diliburkan gara-gara presiden datang
Lha bukannya libur itu ditunggu-tunggu Nak
Bukan gitu Om, kami suka sekolah, suka guru. Cuman gak suka PR banyak-banyak
Hehehehehe
Kok Om ketawa sih.. Napa ya om kalau presiden datang, jalan diperbaiki?
Oh karena itu jalan presiden
Kalau gubernur datang, jalan gubernur ya om, kalau bupati yang datang, jalan bupati ya om
La iya. Kalau rakyat yang datang. Hayo, jalan apa namannya?
Jalan Luntang Lantung Om
Hahahaha…..anak pintar
asal bapak senang, rakyat harus pura-pura senang
Dan cermin retak Bro 😀