Siapa yang tak kenal kayu jati?
Kayu bagus berkualitas baik ini dikenal luas sampai ke sebelas penjuru dunia.
Jati, selain memiliki kekerasan kelas satu dua, juga menyimpan keawetan kelas satu dua.
Tekstur seratnya yang halus dan mengkilap, membuat kayu jati jadi favorit para pembuat dan
pengguna mobiler sejak zaman kuda gigit jari. Tak heran jika hal ini membuat harga jual
kayu jati terbilang cukup mahal. Saat ini harga kayu log-nya berkisar antara 4 sampai 6 juta rupiah
perkubiknya.
Kayu jati sendiri banyak dibuat menjadi kayu ukiran. Selain untuk dibuat perabotan rumah,
jati juga cantik saat diukir menjadi gebyok dan pelaminan.
Sejak ditemukannya varietas jati emas, atau jati merah, atau jati super, popularitas
kayu jati makin menanjak tinggi. Mungkin hanya kalah dengan popularitas Jokowi.
Dengan menanam jati emas, pohon jati yang dulunya hanya bisa dipanen paling cepat
pada umur 20 tahun, kini sudah dapat ditebang hanya dalam waktu setengahnya.
Demam menanam jati emas sempat booming sekira sepuluh tahun lalu. Namun banyak
penanamnya yang kini kecewa. Utamanya yang tinggal di luar pulau Jawa.
Saat panen tiba, pembeli sulit didapat. Kalau pun ada, harga yang diminta jauh lebih rendah
dari harga pasaran kayu jati di Jawa.
Akibatnya petani merugi. Harapan indah selama sepuluh tahun kini musnah tiada sisa.
Pohon jati ditebang juga, dipotong-potong pendek, lalu dijual sebagai kayu asap. Kayu asap
adalah kayu untuk pembakar batu bata di tanur pembuatan batu.
Ada juga yang ditebang lalu dipakai untuk kayu bakar rumah tangga.
Itulah yang terjadi di daerah kami. Daerah yang minus pembeli dan pengolah kayu jati.
Saat ini, ada ratusan, mungkin ribuan pohon jati emas yang sudah dewasa di tempat
kami, yang masih menunggu pembeli potensial.
***
Memang, membudidayakan satu jenis tanaman, hendaklah juga dipikirkan tentang
pemasarannya kelak. Benarkah akan ada pembelinya? Sesuaikah harganya dengan
harga harapan?
Belum tentu jenis tanaman yang hasilnya mahal di suatu daerah, juga berharga sama di daerah kita.
Bila tak pasti, mending petani menanam tanaman yang pasti laku saja hasil akhirnya.
Misalnya menanam singkong gajah. Lebih baik juga jika sudah ada
pabrik yang akan membeli ubi segarnya. Tapi, kalau pun pabrikan penampung belum ada,
singkong segar masih bisa diolah menjadi berbagai panganan yang laris manis sebagai cemilan.
Ada tape, keripik, onde-onde, bolu kukus ubi, dan lainnya. Bisa juga dibuat menjadi tepung tapioka,
tepung gaplek atau pun dibuat menjadi mocaf, tepung pengganti terigu.
Atau menanam aren.
Niranya nanti bisa dibikin gula merah. Gula aren atau gula merah dijamin laku
di daerah mana pun di Indonesia. Emang siapa yang tak suka pada benda empuk renyah
yang sangat manis tapi tak menaikkan kadar gula darah ini?
Begitu ya kiranya bang Pilot, soalnya beberapa waktu yang lalu ada teman yang yang ngajak invest tanah jabon sampai ribuan pohon, katanya bagus. Kalau begini jadi ingat kejadian waktu booming namam palem dulu yang harganya bisa jutaan, eh belakangan dikasih juga gak mau jadi terpaksa ditebangi sendri hehhe
Kalau sudah jelas ada pembeli baloknya, dan sudah pernah ada transaksi yang terjadi dengan harga bagus, jabon adalah pilihan investasi pertanian yang cukup baik.
Jabon dapat dipanen pada usia tanam 6-7 tahun, dengan kualitas kayu kelas 3, harga balok bulatnya sekitar 1,2 jt/m3.
Nanti saya tulis tentang jabon.
Salaman.
Itu hanya masalah pemasaran saja, sebenarnya gk sulit karena kebutuhan kayu tiap tahun meningkat sedangkan lahan semakin berkurang.
Kalau ada yang punya pohon siap panen hubungi saya di 085855078740 harga menyesuaikan pasar dan tingkat kebutuhan pabrik.
Saya juga menerima pendaftaran investor untuk tanaman Jabon, dengan minimal invest hanya 6jutaan.
Garansi mulai dari pembibitan, pemeliharaan, pemupukan, pemasaran sampai bencana alam, target panen di tahun ke 5. Jabon sangat di mintai oleh industri plywood dan flooring untuk lokal dan expor.
Kadang kita hanya ikut2an tanam pohon ini pohon itu, tapi tetap saja jika kita tidak tahu bagaimana memasarkannya maka itu bukan salah kita menanam pohon akan tetapi kita harus belajar memasarkannya, atau serahkan kepada ahlinya.
Kebutuhan kayu semakin hari semakinmeningkat, logikanya kenapa sampai hutan di babat habis oleh orang2 yang pencari keuntungan semata, itu karena kita tidak membudidayakan pohon2 tersebut. sekarang kita galakkan hutan tanaman rakyat supaya pasokan kayu ke pabrik2 lebih stabil dan harga juga stabil. supaya tidak ada lagi penebangan liar yang ujung2nya di karenakan pasokan kayu kita berkurang.