Mereka yang selalu mencari-cari kesalahan orang lain untuk dicela, maka bunga mawar indah pun akan dicela karena berduri.
Sejatinya sebagai pendukung Gubernur Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) perlu resah dan marah-marah bila ada pihak yang mencela atau sengaja menjatuhkan dengan berbagai cara.
Sejak menjadi Wali Kota Solo sampai saat ini kredibilitas atau integritasnya sudah tidak diragukan sebagai pemimpin yang baik dan bersih. Pemimpin yang mau sungguh-sungguh bekerja untuk rakyat. Hasilnya sudah ada bukan sekadar janji belaka.
Itulah sebabnya dukungan terus mengalir kepada Jokowi menjadi Presiden RI pada 2014. Padahal selama ini Jokowi TIDAK PERNAH mempromosikan diri atau ngeyel untuk mencalonkan diri.
Sebagai pemimpin yang baik dan lurus tentu akan mendatang banyak simpatik dan dukungan. Tetapi jangan lupa di antaranya pasti akan muncul orang-orang yang tidak suka. Dengan berbagai cara mereka akan setiap saat mengintip kesalahan yang ada untuk dicela. Ini memang seharusnya terjadi.
Dalam sejarahnya manusia suci sekalipun tak lepas dari yang namanya dicela. Bahkan Tuhan akan dicela. Buddha Gautama, Krishna, Konfusius, Yesus Kristus, Nabi Muhammad semasa hidup tak lepas dari celaan.
Apalagi seorang Jokowi?intinya sebaik apapun manusia pasti akan ada kedengkian manusia lainnya untuk hadir menjadi pencela.
Menghadapi keadaan ini, para pendukung Jokowi tentu perlu bersikap dewasa untuk tidak berlebihan menanggapi berbagai serangan atau celaan yang di alamatkan ke Jokowi.
Kita yakin Jokowi sendiri pun tidak akan membuang-buang energinya untuk menyikapi serangan yang mengada-ada atau celaan dari yang tidak suka padanya.
Semua pemimpin besar pun tidak lepas dari celaan. Soekarno, Abraham Lincoln, Mahatma Gandhi, dan lainnya.
Tentu mereka tidak lepas dari kesalahan. Mana ada manusia yang sempurna? Yang terpenting adalah apa yang sudah mereka berikan untuk negerinya dan dirasakan manfaatnya secara nyata.
Kita harus yakin, selama Jokowi selalu bekerja dengan hatinya, maka celaan dari segelintiran orang atas dasar ketidak-senangan atau kecemburuan pada akhirnya akan berguguran seperti daun pada musim kemarin.
Percayalah pemimpin yang baik memang harus menghadapi celaan. Ini tak bisa dihindari. Tetapi ada yang perlu kita ingat juga dari apa yang pernah dikatakan Buddha Gautama: “Ia yang memperhatikan kesalahan orang lain dan selalu mengganggu itu sama dengan menumpuk kotorannya sendiri.”