Gaya  

Kawan, Inilah Perjuanganku!

sukses3
www.anneahira.com

Kawan, dalam menggapai apa yang kita impikan itu memang butuh proses yang panjang, perjuangan,kerja keras, keringat, airmata, dan doa. Hal inilah yang kurasakan saat aku memperjuangkan impian terbesarku, yakni bisa kuliah di Perguruan Tinggi Negeri dengan mendapatkan beasiswa. Sungguh, sangat tidak mudah sekali perjuangan yang harus kutempuh demi mewujudkan impianku ini. Tak semudah berucap dan membalikkan telapak tangan begitu saja. Aku mempunyai berbagai macam kendala yang sangat menguras emosi,tenaga, dan pikiranku.

Mungkin, jika aku tidak kuat mental, aku sudah stress dan gila. Tapi, Alhamdulillah aku masih bisa berusaha sabar menghadapi semua kendala-kendala itu. Aku selalu berprasangka baik kepada Allah bahwa dibalik semua ujian dan cobaan ini, Allah telah menyiapkan kejutan terindah untukku. Aamiin.

Terlahir dari keluarga yang sederhana, awalnya sangat menciutkan semangatku untuk kuliah. Bagaimana tidak, keempat kakakku saja tidak ada satupun yang merasakan suasana bangku perkuliahan. Mereka hanya lulusan SMK swasta di pusat kota daerahku. Masalah biayalah yang menjadi dalang utama orangtuaku tidak menyuruh kakakku berkuliah. Apalagi, pada waktu itu belum ada yang namanya beasiswa bidikmisi. Jelas, bisa merasakan suasana dan sensasi kuliah merupakan sebuah hal mustahil jika mengandalkan biaya sendiri. Maka dari itu, aku pun sudah mengatakan pada diriku untuk tidak menyusahkan kedua orangtuaku. Aku tak mau menanggungkan beban kepada mereka untuk membayar biaya perkuliahanku yang nominalnya itu pasti sangat mencekik leher. Ditambah lagi, usia mereka yang sudah menua. Sungguh, aku tak kuasa membuat mereka susah. Di SMA saja, aku bisa sekolah berkat dibiayai oranglain sampai lulus lewat beasiswa. jikalau tidak ada beasiswa, mungkin aku hanya mengenyam pendidikan sampai SMP. karena kutahu, orangtuaku termasuk kurang mampu dan akan berat jika harus membayar biaya sekolah yang cukup mahal. Aku kasihan kepada mereka. Namun ku bersyukur, Allah telah memberikan kasih sayang-Nya kepadaku untuk bisa melanjutkan sekolah ke SMA lewat beasiswa yang kudapatkan. Alhamdulillah.

Disaat aku digalaukan dengan kelanjutanku setelah SMA nanti, semangatku kembali membuncah saat kudengar ada yang namanya program beasiswa Bidik Misi. Kurasa, lewat inilah aku bisa mewujudkan impianku. Waktu itu, aku mencoba-coba mencari info sebanyak mungkin mengenai bidik misi. Dengan harapan, aku bisa menjelaskan perihal ini kepada orangtuaku bahwa aku bisa kuliah tanpa harus menyusahkan mereka. Setelah kurasa cukup paham mengenai mekanisme dan syarat-syaratnya. Aku memberanikan diri berbicara kepada orangtuaku. Menjelaskan secara gamblang mengenai beasiswa bidik misi ini. Namun apa yang terjadi, MEREKA TETAP RAGU, MEREKA TAKUT, MEREKA TIDAK MERESTUI KU. Mereka menginginkan ku untuk bekerja terlebih dahulu. Spontan semangatku yang membuncah itu luluh lantak mendapati pernyataan seperti itu. Aku langsung masuk kedalam kamarku. Aku mencoba sabar menahan diri, tapi aku tak bisa. Aku menangis waktu itu. Sungguh, aku merasa bimbang, aku galau sejadi-jadinya dengan apa yang harus aku lakukan kedepan. Berhenti atau terus berjuang?

Namun, beberapa hari setelah itu, aku tetap memberanikan diri mendaftar tanpa sepengetahuan mereka. Aku sangat berharap sekali bisa lolos seleksi PTN dan mendapatkan beasiswa bidik misi. Berbagai persyaratan sudah mulai kupersiapkan dengan apik sembari menanti pengumuman itu tiba. Setelah menunggu sekitar sebulan lamanya. Tibalah saatnya pengumuman seleksi PTN itu. Sebelum melihat hasilnya, aku berdoa, semoga lewat sinilah jalanku terbuka. Dengan mengucap bismillah, kumasukan nomer peserta pendaftaranku, dan hasilnya, “ Maaf, Anda tidak Lolos Seleksi ini.” Seketika aku diam. Aku merasa tak percaya bahwa aku tidak lolos seleksi ini (SNMPTN:red). Aku coba masukan kembali nomer pesertaku, tapi hasilnya sama, AKU GAGAL. Mendapati kenyataan ini, aku semakin bingung. Tuhan, apa yang harus kulakukan untuk bisa menggapai impianku. Apakah aku harus berhenti memperjuangkan impianku?

Butuh waktu yang cukup lama untukku bisa mengembalikan semangatku. Aku benar-benar kecewa dan frustasi berat ditolak perguruan tinggi negeri. Bukan berarti aku sombong aku harus diterima. Tapi aku memang benar-benar berharap diberi kesempatan untuk membuktikan kepada orangtuaku bahwa aku bisa kuliah tanpa menyusahkan mereka. Namun ternyata, Tuhan masih belum merestuinya. Mungkin, hal ini disebabkan pula karena aku tak mendapatkan restu dari kedua orangtuaku. Aku merenung, mencoba memikirkan apa yang harus kulakukan kedepan.

Baca juga :  Mobil Patroli Polisi: Haruskah Lamborghini?

Setelah melewati masa-masa kehidupan yang begitu sangat pelik. Semangatku bangkit, harapanku untuk bisa berkuliah dengan beasiswa kembali muncul. Lagi, aku memohon dengan sangat kepada orangtuaku untuk mengikuti seleksi di jalur lain. Karena mungkin mereka melihat kesungguhanku untuk berkuliah. Akhirnya, Alhamdulilah aku mengantongi restu dari mereka.

Aku mencoba mendaftar jalur lain. Jalur ini yang mengharuskan ku untuk berjuang ektra. Aku harus belajar berbagai materi yang akan diujikan tanpa bimbel. Suatu ketika aku iseng searching di internet, ternyata ada beasiswa bimbel yang diadakan oleh dompet dhuafa Jawa Barat. Aku melihat persyaratannya dan aku berkaca, sepertinya aku memenuhi semua persyaratan itu. Lalu, aku memberanikan diri untuk mendaftar. Semoga saja, lewat beasiswa bimbel ini wawasan materiku bisa bertambah untuk mengikuti test.

Aku penuhi semua persyaratannya itu. Tahap 1 mengirimkan berkas-berkas yang dipersyaratkan. Alhamdulillah aku lolos. Tahap 2 simulasi tes online, Alhamdulillah aku lolos juga. Tahap 3 harus test langsung di Bandung, tepatnya di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Aku berangkat seorang diri kesana dengan berbekal keberanian dan semangat menggapai impianku. Meski sempat nyasar karena dibohongi supir angkot, tapi Alhamdulillah akhirnya aku tiba di UPI berkat pertolongan temanku, Sugih dari Purwakarta yang menunggu ku di gerbang utama kampus UPI. Disana, ratusan peserta yang telah lolos test online dari berbagai daerah akan hadir untuk mengikuti seleksi tulis. Sungguh, ini merupakan perjuangan yang sangat melelahkan. Aku mencoba melakukan yang terbaik disana. Aku melihat sainganku hebat semua. Lewat test tulis ini, aku banyak mempunyai teman baru dari berbagai daerah di jawa barat. Setelah test usai, aku pulang.

Di perjalanan pulang, aku kemalaman tiba di kotaku, Sukabumi karena macet parah. Bayangkan, aku tiba disana sekitar jam 10 malam lebih. Dan itu artinya sudah tidak ada lagi angkutan umum menuju kota tempat tinggalku, Palabuhanratu. Lantas aku putuskan untuk bermalam di Mushola terminal kota Sukabumi. Meski agak sedikit was-was dengan keamanannya. Aku memberanikan diri tidur disana. Dan kalian tahu, benar apa yang kukhawatirkan. Sekitar jam setengah 1, hampir saja tas orang yang tidur bersamaku di Mushola digondol orang yang tidak tahu diri (maling:red). Beruntung, ada bapak-bapak yang melihat, sehingga tas itu tetap selamat. Mendapati kejadian seperti itu, aku tidak bisa tidur. Aku paksakan mataku untuk melek sampai shubuh tiba. Aku takut, hal serupa akan terjadi padaku nanti.

Tak terasa, akhirnya waktu shubuh tiba, aku shalat dan langsung menaiki bus keberangkatan pertama menuju kota Palabuhanratu. Memakan waktu kurang lebih 3 jam, akhirnya aku tiba di terminal Palabuhanratu. Disana, aku dijemput oleh ayahku. 20 menit kemudian, aku tiba dirumah dan langsung tepar karena didera kantuk yang teramat.

Setelah menunggu beberapa hari, pengumuman hasil test tulis di UPI itu tiba. Aku benar-benar berharap bisa lolos. Aku terus pantau perkembangannya di grup facebook. Dan Alhamdulillah, akhirnya aku dinyatakan lolos oleh panitia untuk ke tahap survey dan wawancara. Betapa senangnya hatiku saat itu. Pintu menuju impianku yang sempat sirna semakin terbuka, pikirku. Aku kabarkan info ini kepada orangtuaku dan mereka menyambutnya haru. Alhamdulillah ya Allah doaku Kau kabulkan.

Seminggu setelah itu, pihak panitia mendatangi rumahku. Mereka menilai dan mengecek kelayakanku mendapatkan beasiswa bimbel ini. Alhamdulillah, sepertinya tanda-tanda aku lolos sudah terlihat dari perkataan tim penyurvey, gumamku.

Setelah semua peserta yang lolos test tulis disurvey, tibalah pengumuman hasil wawancara itu. Kali ini akan diumumkan 100 peserta yang layak mengikuti karantina di Bandung. Aku harap-harap cemas semoga namaku menjadi salah satu yang layak itu. Setelah menunggu komando, postingan pengumuman pun dipublish. Aku cek perlahan, dan AKU LOLOS. Alhamdulillah, aku sangat bersyukur sekali mendapati kejutan ini. Ya Allah terima kasih Kau lagi-lagi mengabulkan doaku dan orangtuaku. Aku langsung kabarkan lagi info ini kepada orangtuaku, mereka semakin yakin dan menyemangatiku 100%. Aku persiapkan perlengkapan dan peralatan yang harus kubawa menuju karantina di Bandung. Jika tidak salah, waktu itu hanya berselang beberapa hari saja. Tapi tidak mengapa, aku harus semangat demi impianku.

Baca juga :  Scammer Menipu Wanita Indonesia yang Tinggal di Eropa

Berangakatlah aku dengan semangat yang begitu menggebu ke Bandung seorang diri menuju tempat karantina. Sungguh,aku sangat terharu sekali mendapatkan kesempatan yang luarbiasa ini. Setelah memakan waktu berjam-jam, tibalah aku di tempat karantina, di jalan Pahlawan Bandung tepatnya di wisma 76. Disana rupanya peserta dari daerah lain sudah tiba terlebih dahulu. Aku disambut oleh kakak panitia dengan sangat ramah sekali. Disuguhi santapan siang dan diantarkan menuju kamarku.

Disana,aku pun mempunyai teman-teman baru lagi dari berbagai daerah di Indonesia. Sangat beruntung, bisa belajar dan bertukar pikiran dengan mereka. Sungguh, pengalaman yang tak akan pernah bisa aku lupakan dalam hidupku. Disini, aku benar-benar merasa terbantu dalam mempersiapkan test. Aku mendapatkan banyak modul dan materi dari kakak senior dan tentor yang berkompeten dan berpengalaman. Masa karantina ini berlangsung sekitar 2 minggu’an.

Berikutnya, tibalah peperangan itu. Rupanya, aku kembali mendapatkan cobaan. Aku kembali harus dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang datang tiba-tiba. Setelah mengumpulkan semangat kembali. Aku berjuang maksimal mengerahkan seluruh tenaga dan pikiranku. Ketika pengumuman tiba, alhamdulillah namaku TERTULIS DITERIMA DI SASTRA INGGRIS PTN KOTA SEMARANG. Betapa nikmat luarbiasa yang kini kudapatkan. Langkahku dalam menggapai impianku semakin terlihat jelas. Kali ini, aku berjuang menyiapkan berkas-berkas bidikmisi yang harus dikumpulkan saat daftar ulang nanti. Aku tidak leha-leha waktu itu meski jatah waktunya lumayan agak lama. Aku lakukan yang terbaik. Rasa lelah dan letih yang menderaku tak kuhiraukan demi sebuah impian besar yang sedikit lagi kucapai. Alhamdulillah, karena semangatku yang tinggi. Semua berkas-berkas itu sudah tersusun rapi di map kuning untuk diserahkan saat daftar ulang nanti.

Pengumuman verifikasi bidik misi pun tiba, aku langsung cek dan Alhamdulillah aku dinyatakan lolos sebagai calon mahasiswa yang mendapatkan beasiswa bidik misi. Seketika aku langsung sujud syukur. Tak hentinya kuucap syukur kepada Allah yang telah begitu Maha Pemurah dan Maha Penyayang mengabulkan doa dan harapanku untuk membuktikan kepada orangtuaku bahwa aku bisa kuliah gratis. Aku sampaikan kabar bahagia ini kepada orangtuaku, dan mereka berkaca-kaca mendengar berita ini. Ya Allah, Engkau memang Maha Adil. Engkau pasti akan memberikan yang terbaik kepada semua umat-umatMu yang mau berusaha dan berdoa kepada Mu. Terima kasih atas semua kemurahan hatiMu. janjiMu itu pasti. Allahu’akbar.

Kawan, itulah kisah perjuanganku dalam menggapai impian terbesarku. TIDAK MUDAH. Butuh proses yang panjang, perjuangan,kerja keras, keringat, doa, dan airmata. Mungkin diantara kalian ada juga yang nantinya akan senasib denganku. Harus berjuang maksimal mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran untuk menggapi apa yang diimpikan. Tetaplah semangat meski nanti mendapatkan kegagalan. Peluang itu masih ada. Kita hanya dituntut untuk terus berjuang keras dan tak lupa berdoa, menyertakan Nya dalam setiap langkah kita. Semoga kalian bisa menggapai apa yang kalian impikan berkat ridho-Nya.

“Ingat Kawan! Rasa lelah dan capek yang kau rasakan saat berjuang, kendala dan masalah yang datang menghadang akan TERBAYAR LUNAS ketika nanti kau diterima di Perguruan Tinggi Negeri serta mendapatkan beasiswa Bidik Misi. Berjuanglah maksimal, jangan banyak ngeluh, ngoyo dan lengah, lakukan yang terbaik, dan jangan lupa untuk selalu berdoa serta menyertakan Nya dalam setiap langkah kita. semangat dan salam sukses buat kalian semuanya!semoga kalian bisa menggapai impian kalian berkat ridho dari NYA, Aamiin.”

Respon (2)

  1. Wow sangat luar biasa perjuangannya, usaha dan doa akhirnya membawa hasil dan kebahagiaan tak terkira

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *