
Ini masih ingin membahas tentang ‘bakul’ suami saya yang lain. Ceritanya suami punya beberapa ‘bakul’ dan sayapun sering ikut ketemu dengan para ‘bakul’ ini. Baca deh, tulisan saya tentang prioritas di kehidupan. Bakul yang ini tidak setajir Sakur, namun caranya menjaring pelanggan tak kalah heboh. Bicaranya pandai, khas pedagang kaki lima. “Ini coba dilihat Mbak,…ini bagus sekali, lho! Kualitas prima,…”. Bakul yang ini namanya si Badir. Pria muda sederhana yang berdagang di los pasar dan tinggal di rumah petakan demi terus memompa usahanya berdagang dari hari ke hari.
Dalam keadaan sederhana itu, Badir bahkan telah berkeluarga dan kini memiliki seorang putri yang berusia tiga bulan. Saya salut pada Badir karena modal sepeda namun semangat Ferrari! Beneran ada orang seperti ini! Kalau kami datang ke tempat berdagangnya. Ia akan mengeluarkan seluruh koleksinya dan sedikit membual betapa semua dagangannya itu kualitas terbaik, cita – rasa paling luar biasa. Silahkan disentuh, dirasa dan diperhatikan dari berbagai sudut. Lalu jika dagangannya ditawar, Badir akan berkelit, betapa ia hanya untung tipis. Tidak ada laba sama sekali, betapa ia hanya berdagang demi penglaris hari itu juga. Wuah, pokoknya nggak tega kalau menolak upaya Badir dalam mempromosikan dagangannya!
Cara Badir memandang kehidupan dalam kesederhanaannya sangat menginspirasi. Sekali lagi, ada orang yang seperti ini. Diberi hidup yang sederhana oleh Tuhan, namun selalu optimis dan bahagia. Tidak berpikiran pesimis tentang masa depan dan saya melihat sendiri, perlahan memang Badir kian maju dalam usahanya. Ketika memiliki putri, orang lain akan pusing dengan biaya memiliki anak. Bagaimana susu dan makannya? Bagaimana kebutuhan pakaiannya? Bagaimana kebutuhan sekolah kelak? Tetapi Badir menganggap putrinya sebagai pertanda keberuntungan. Mengapa? Putrinya lahir di puskesmas pada tanggal 1 Januari, tepat ketika petasan dan malam tahun baru dirayakan meriah. Sebagai konsekwensi, putri Badir digratiskan di puskesmas! Ya, melahirkan gratis! Masih berlanjut, membuat dokumen, akte dan aneka surat bagi putrinya, lagi – lagi gratis karena lahir di 1 Januari itu! Itupun Badir masih berharap mendapat uang saku dari Jokowi karena punya putri yang lahir di 1 Januari!
Hidup ini memang banyak sekali misterinya. Sekalipun punya harta yang tersedia bagi tujuh turunan apakah ada jaminan bahwa mereka akan bahagia tujuh turunan? Sebaliknya dikasi hidup sederhana yang ibaratnya untuk makan esok saja mungkin masih sedikit sulit, apakah lalu tidak boleh menikah, punya anak dan mencoba hidup bahagia? Saya percaya optimisme seperti Badir akan sangat menular dan memberi efek baik. Membuat orang bersemangat memandang kehidupan sekalipun sesungguhnya mungkin masa depan masih tak jelas dan gelap gulita. Tapi memang masa depan sulit untuk diramalkan bukan? Memangnya ada yang dapat memastikan apa yang akan terjadi? Nah, seperti Badir yang begitu gembira karena putrinya membawa rejeki, saya juga yakin keberuntungan akan menimpa mereka yang percaya.
Dulu ada film bertajuk ‘The Series of Unfortunate Events” yang artinya “Serangkaian peristiwa yang menyedihkan.” Waduh, ceritanya apes tumpuk – undung. Dari awal selalu saja ada kejadian menyedihkan dan muram yang terus – menerus dialami oleh para tokoh dalam cerita tersebut. Saya sedikit lupa endingnya bagaimana, tetapi mengalami dan melihat kejadian apes terus – menerus. Lalu menyimpannya dalam kotak memori dan mengenang secara pahit, mau tak mau membangun perasaan tak enak dan tak nyaman dalam diri. Nah, saya percaya “The Series of Fortunate Events” yaitu rangkaian peristiwa menyenangkan yang akan terus terjadi. Contohnya si Badir ini, dari mulanya dagang membantu di lapak emak dan mbakyu-nya, sekarang sudah punya lapak sendiri, mengelola bisnis sendiri, punya pelanggan sendiri dan bahkan mulai membina keluarga sendiri. Optimisme, datanglah!
Bagaimanapun selalu optimis akan membuat hidup lebih bergairah walau kantong sedang melompong, tapi selalu saja ada yang menyanggah dengan pembenaran, bagaimana mau optimis kalau hidup dalam kesusahan terus , tapi itulah hidup ..ada optimis ad pesimis
hehehe… ya pilihan saja…