Kenangan Masa Lalu

Bicara kenangan tentang masa lalu bisa banyak kisahnya. Mungkin orang akan angkat tangan dan bertanya, “Oh, ini kisah tentang mantan ya?” Kalau saya pribadi tidak terlalu merisaukan mantan pacar. Lagian pacaran paling lama hanya dengan suami, itupun terbilang singkat. Mungkin karena saya pembosan? Nggak jelas juga. Menurut saya mereka baik – baik saja dan justru lebih baik tanpa adanya saya. Paling kasihan suami yang memiliki istri aneh, keras kepala dan pemalas seperti saya, tsk, tsk, tsk,…

Kenangan Masa Lalu
kenangan masa lalu

Saya ingin bercerita tentang masa lalu ketika saya berteman dengan banyak orang, ketika saya merasa bahagia hidup dan dibesarkan dalam suatu komunitas. Ketika saya memandang dunia serba indah. Lalu kini ternyata semua itu hanyalah fatamorgana. Mengapa? Karena orang – orang masa lalu itu sudah pergi. Yang tersisa sibuk dan terseok sendiri. Kebahagiaan yang dulu sepertinya luar biasa, semakin bertambah usia saya sadari hanyalah hasrat pribadi yang ingin selalu memuaskan diri dengan kemewahan secara berlebihan.

Saat usia lebih muda, kita akan menganggap semua harus diraih sesuai dengan ‘target’ masyarakat. Berkeluarga, mapan dalam pekerjaan, KPR rumah, kredit kendaraan, sesekali liburan ke puncak atau Bandung. Lain waktu ke Bali, kalau rejeki lebih lagi ke luar negeri. Target – target ini diam – diam saya perhatikan sama persis dikalangan keluarga menengah atas. Anak – anak mengenakan Crocs, main Nintendo DS/ PSP, punya roller blade, punya SONY Playstation, sesekali skating di mall. Seolah there’s nothing else. Tidak ada cita – cita lain yang lebih baik dari itu semua. Padahal banyak hal yang bisa dilakukan dari sekedar memuaskan ego dan hasrat pribadi yang diam – diam dibentuk manis oleh komersialisme. Seperti membentuk komunitas daur ulang sampah, promosi kebersihan, komunitas pemerhati anak, komunitas budaya dst.

Baca juga :  Agama Baha'i Sebagai Agama Baru atau Sebatas Aliran Kepercayaan?

Ketika saya kecil,… Bolak – balik mengenang masa kecil, Bu? Iyalah, saya serem juga, karena saya sangat menyukai masa kecil saya yang single figher tapi berhasil juga saya lewati dengan gembira (Thank you, Mooommm!). Kini kok diam – diam saya sudah ‘terlalu’ dewasa. Sampai saya berani marah kepada atasan, bolak – balik belajar kontrol emosi dalam berumah tangga, jumpalitan membesarkan anak, dan menyortir teman – teman serta pergaulan yang pantas saya pertahankan atau tidak. Itu semua tidak ada dalam agenda masa kecil. Agenda masa kecil hanyalah jajan mie ayam/bakso, sepedaan, menjadi pramuka dan PMR kemudian nonton TVRI sepuasnya. Paling nggak tahan ketika acara klompencapir berjam – jam. Soalnya saya nggak terlalu tertarik dengan urusan jenis padi gogo rancah atau yang lainnya. Saya menanti Aneka Ria Anak – anak dan Aneka Ria Safari. Ketika itu negara masih mendukung dan mengemban erat pentingnya belajar tari Bali, tari Srimpi, menyanyi gambang suling, menyanyikan Soleram dan Indonesia Pusaka. Sekarang? Coba pandang sekeliling Anda,… Coba baca portal berita anu? Isi beritanya sudah melewati porsi batas kewajaran.. Jangankan yang dewasa, anak – anak dan remaja pun sudah jadi korban atau dikorbankan oleh keadaan.

Generasi seusia saya sudah kelelahan dengan tuntutan pekerjaan, adil tidak adil harus terus cari makan. Generasi dibawahnya baru memiliki anak balita dan berumah tangga, mengayuh biduk baru saja dua – tiga kayuhan. Masih harus belajar mengatur keseimbangan perjalanan. Generasi dibawahnya super ‘alay’ dengan pola ngasal njeplak bergaya ‘ciyus miapah…’ Generasi dibawahnya lagi keluyuran main game di tempat persewaan game, sama juga belajar menuju ke masa alay berikutnya. Ehm,… Akan dibawa kemana kira – kira masa yang akan datang? Manusia terkotak – kotak kaya dan miskin, jaraknya langit dan bumi. Yang namanya hati nurani sering membisu dan tak perduli, terpenting melaju saja dengan pergerakan jaman. Bukan berarti masa lalu semuanya serba baik, tidak juga! Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah masa sekarang lebih baik dari masa lalu? Atas dasar pembuktian apa? Ketika mendengar aneka berita yang melampaui batas kewajaran, anak balita disiksa sampai kayak mayat hidup, dilecehkan, pergaulan bebas, agama ditepiskan ke tepian. Waduh,… kemana kita akan pergi?

Baca juga :  "Semua Mau Jadi Presiden"

Kenangan masa lalu buat saya pribadi terasa manis. Bersepeda di kota kelahiran dengan pohon – pohon cemara ditepi jalan. Manusia predator tidaklah sebanyak sekarang, sehingga relatif aman bagi anak – anak dan remaja untuk beraktivitas. Kendaraan juga mungkin tak sepadat sekarang, sehingga jarang terdengar berita celaka dalam berkendara. Sementara dijaman ini rasanya tiap hari mendengar korban kecelakaan lalu lintas. Banyak, banyak, …. terlalu banyak yang harus dibenahi. Saya saja sebagai manusia biasa yang satu dari jutaan rakyat kecil di Indonesia bingung. Dari mana mulainya ya? Bagaimana para calon pemimpin negara? Bagaimana cara berpikirnya? Bisakah menyusun panduan pengelolaan negara seperti buku Harry Potter atau Lord of The Rings, tebal dan berseri? But, jangan kehilangan harapan wahai calon para pemimpin masa depan! Percaya bahwa Indonesia tercipta karena suatu alasan, keunikan dan keragaman budaya. Dan,…banyak orang pintar, baik serta jujur di negara ini yang siap mendukung. Asalkan Anda pun demikian. Amin!

foto : jankoboys6, deviantart

Responses (4)

  1. Mbak Wind… kebetulan, saya adalah penikmat masa lalu, yang ternyata acapkali saya rasa lebih indah dan sering saya rindukan.. 🙂 masa SMP saya ya,, berkisar tahun 1993an.. 🙂

    1. aihhh mudanya dik Gitaaa Sonya Margareta…pas kamu SMP saya udah momong cucu…eh bo’ong dhing.. :Peace:

      1. Sayang di KK nggak ada penilaian untuk suatu tulisan ya. Sependapat sama Mbak, dulu predator nggak sebanyak sekarang, makanya setiap berita kriminal jadi berita besar di media massa. Nggak seperti sekarang, berita kriminal sudah makanan sehari-hari dan dianggap biasa http://ketikketik.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_sad.gif

        1. Hiyaaa tobaaat makanya jaman sekarang!…anak saya saya biasakan nonton channel cartoon, tapi bukan berarti dia nggak ngerti ttg hal hal yang berbau dan menjurus kriminal…dia ngerti dan pemberitahu pertama : orang tua! Kalo ngga ngerti dia selalu nanya..

          Penilaian tulisan?? halah ngga usah dinilai..dapet sahabat2x baru kaya Mbak Lizz, Vivi, mas Ryan, Bang Arman dan Mas Doni yang seru untuk diskus tulisan sudah menjadi penilaian yang bikin sy gembira dan bangga…seipsss lah..juga seru ada Bung Katedra si raja komen hihihi 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *