Gaya  

Kenapa Ibadah dalam Pesawat Saja Heboh?

pramugari
ilustrasi : http://rinaldimunir.wordpress.com

Ketika ada pramugari Garuda Indonesia yang tertangkap kamera fotografer warga Malaysia, Eddie Putra sedang menunaikan ibadah shalat di dalam pesawat yang kemudian diunggah ke akun Facebook, maka ramailah jagat dunia maya.

 

Komentar pujian berdatangan atas apa yang dilakukan sang pramugari ini. Dimana dalam kesibukannya sebagai seorang pramugari masih tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang muslimah. Shalat tetap dijalankan dalam posisi duduk di kursi, walau sedang mengangkasa. Hal ini tentu dianggap  luar biasa. Karena dianggap jarang yang bisa melakukannya.

 

Adalah Inanike Agusta, nama sang pramugari, gadis asal Salatiga, Jawa Tengah yang menjadi sorotan. Bahkan ada yang mengusulkan, agar pihak Garuda memberikan penghargaan kepada salah satu awaknya tersebut atas hal baik yang telah dilakukannya.

 

Apa yang dilakukan Inanike memang pantas mendapat apresiasi. Tapi kalau hanya melakukan kewajibannya lalu membuat heboh dan sampai diusulkan untuk diberi penghargaan. Bisa – bisa menimbulkan kehebohan baru. Nanti akan ada fenomena baru, orang yang rajin ibadah akan mendapat penghargaan atau ramai -ramai narsis memamerkan waktu – waktu heningnya menghadap Tuhan ke media sosial.

 

Lucu juga zaman sekarang. Orang yang hanya melakukan kewajiban ibadahnya sampai harus bikin heboh dan mendapat penghargaan. Yang lucu juga, ada orang yang memerlukan kekhusyukan beribadah, malah sempat – sempatnya dipotret dan disebar luaskan.

 

Tetapi begitulah zaman, di kala hal yang baik jarang dilakukan orang lain dan ketika ada yang bisa melakukan akan dianggap hal yang di luar biasa. Ada dokter yang memberikan pengobatan gratis, langsung heboh. Ada yang suka memberikan sumbangan, heboh lagi.

 

Padahal kalau kita masih mau membuka mata, bahwa masih banyak orang – orang baik di sekitar kita yang melakukan kebaikannya secara diam – diam dan luput dari pemberitaan. Semua dilakukan semata – mata sebagai pengabdian hidup.

 

Kalau soal shalat di lingkungan kerja saya sudah merupakan pemandangan biasa. Itu sebabnya di tempat kerja saya ketika waktunya shalat,  di mushola tidak pernah sepi. Begitu juga di dalam area pabrik ada dibuat satu ruangan khusus untuk karyawan shalat juga tidak pernah sepi. Di bagian kantor masih ada lagi ruang khusus untuk staff yang hendak menunaikan shalat. Padahal yang punya pabrik bukan orang muslim dan orang Korea. Tapi karyawan yang berlalu-lalang secara bergantian menunaikan ibadahnya tak pernah bikin heboh.

 

Apa yang perlu dihebohkan? Bukankah semua itu adalah sesuatu hal yang alamiah dan memang sudah kewajiban? Hal yang tidak perlu dipuji – puji atau harus diberikan penghargaan segala selain mengharap ridho-Nya.

 

Kembali ke fenomena pramugari shalat di dalam pesawat yang sempat membuat heboh jagat dunia maya. Hal positifnya adalah dapat menjadi inspirasi orang lain untuk menunaikan kewajibannya dalam keadaan apa pun. Tidak ada alasan tidak sempat atau sibuk.

 

Fenomena ini juga menandakan bahwa masih banyak orang yang merindukan untuk bisa beribadah, walau tidak bisa melakukannya sendiri masih bisa memberikan apresiasi kepada yang bisa melakukan. Masih banyak yang merindukan kebaikan dan ingat akan Tuhan-nya.

 

Namun dari semua yang terpenting adalah kerajinan beribadah dapat diikuti dengan perilaku yang baik dan mulia dalam kehidupan sehari – hari. Dengan ibadah semakin memperkuat akhlak dan menjadi penyebar kebaikan dalam masyarakat.

 

Cerita lengkap “Pramugari Sholat di Pesawat”

 

katedrarajawen@pembelajarandarisebuahperistiwa

 

 

 

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *