Nenekku, saat naik haji. Dulu sekali. Mengambil sebutir batu, di Masjidil Haram. Sepulangnya, beliau jatuh sakit. Ia kembali ke tanah suci, tahun berikutnya. Kembalikan batu ‘curiannya’. Dan segera sembuh. Sehat sangat setelah tiba di kampung.
Apa salahnya nenekku, lha tujuannya baik: “Demi berkah”.
Seorang paman berseloroh atas kejadian itu: “Kakbah takkan menyembuhkan siapa-siapa, tak memberi berkah. Kakbah sama dengan kita, keduanya hanyalah penerima berkah. Allahlah Pelaku Pemberian berkah. Bukan manusia, bukan pula kakbah, apalagi kerikil-kerikil”.
Dan penggunting kain Kakbah itu, yang aslinya orang Sulawesi Selatan, itu bukan pemandangan yang sekali ini saja terjadi. Hanya kali ini barulah ketahuan atas tindakan ‘kriminal’ mendunia itu.
Bukan juga untuk membesar-besarkan peristiwa ini, yang pasti niat ke tanah suci tetaplah murni, soal terketuk hatinya untuk menggunting itu, tak lain, tak bukan atas kekaguman sang pelaku kepada hal-hal ajaib di Bumi Makkah. Dan itu sangat wajar walau telah ternoda unsur musyrikuun. Seperti halnya ketika orang-orang Makkah mengultuskan Nabiullah, dan ketika Beliau wafat, Abu Bakar dengan suara tegas: :Hai penduduk Makkah, Muhammad itu manusia, dia telah meninggal dunia dan tak ada alasan lagi mempertuhankannya, sebab ia adalah kita, manusia jua”
Sedikit berbeda jika dibandingkan adat-adat para pejabat kita di tanah air, meminta kursi basah di dukun-dukun, di paranormal, di orang-orang pintar. Siapakah yang celaka sebenarnya. Dan siapa yang lebih musyrik dan tolol? Padahal mereka bergelar-gelar pendidikan tinggi, luas wawasan, lebar pandangan. Apa sebab akan segala ini? Kembalikan ke habitat keimanan. Itu saja. Bahwa Allah takkan pernah mau dimadu, disekutukan, oleh apapun dan siapapun.
Tapi kita kerap melakukannya, seumpama masuk sholat magrib, masih jua asyik isap rokok sampai ke puntung. Sesungguhnya puntung itu telah menggantikan posisi Tuhan, hanya kita tak pernah mau mengisnyafinya^^^
Wow kalimat yang keras, Mas…
dunia gaib sekarang makin dipercaya keberadaannya.
makanya dunia klenik masih diakrabi para pejabat.
ada yang serius ada yang ikut-ikutan aja, siapa tau ada manfaatnya. mereka tak sadar, sudah berada didalam antrian tiket menuju neraka..
Dan itu baru puntung rokok Mas Ryan 😀
hmmm,..dunia klenik juga makin membahana..herannya di jaman modern ya..