Kok Bisa Stress Sih?

Kok Bisa Stress?

“Aduh, Pak. Lagi stress nih saya! Udah keluar uang banyak tapi bisnis gagal.” begitu keluh seorang teman ketika saya hubungi melalui telepon. Maksudnya memang mau menanyakan bisnisnya yang mengiurkan. Tapi ternyata keuntungan yang sudah di depan mata belum kunjung datang. Stresslah ceritanya.

Cuma saya bertanya-tanya juga, kok bisa ya teman ini sampai stres? Cuma gagal bisnis sekali saja bisa terserang stress. Padahal untuk urusan perut takkan kelaparan baginya.

Ditambah lagi dengan kualitas batinnya yang jelas di atas saya, semakin penasaran. Kok masih bisa stress ya?

Ya kenapa masih stress? Saya saja yang setiap gajian sebelum tanggan 10 sudah ludes masih bisa tenang-tenang dan menikmati hidup. Tak sampai terjerat stress.

Hidup jaman sekarang memang banyak persoalan, kebutuhan hidup meningkat, tekanan pekerjaan atau bisnis semakin berat, masalah juga semakin menumpuk. Begitulah kehidupan ini. Semua harus dihadapi.

Tetapi soal mau stress atau tidak menurut saya semua kembali kepada pilihan. Dalam keadaan saya saat ini, kalau mau stres pasti bisa dan itu sudah pernah saya alami.

Namun saat ini, yang saya pilih adalah saya menolak untuk stress. Saya memilih, kalau lagi senang ya saya merasa senang. Kalau lagi ada masalah saya terima masalahnya. Membiarkan senang dan susah itu mengalir dan berusaha menerima keduanya dengan senyum. Lebih menyikapi semua masalah bukan dengan otak tapi dengan hati.

Dengan demikian, otak jauh terasa lebih ringan. Tidak banyak beban, sehingga tidak berpikir untuk stress. Rasanya nyaman-nyaman saja hidup ini. Semoga bisa begitu seterusnya