Kotoran di Tapak Sepatu

Mengingat kejadian ini, saya jadi geli sendiri. Ada lucunya. Ada juga perasaan malu. Tetapi ada kesan yang membekas dan baunya masih terasa sampai saat ini.

Waktu itu di perkumpulan saya sedang melayani seorang teman dari jauh. Kami mengobrol. Tapi dasar saya termasuk tipe pendiam dan ketemu orang yang pendiam jadinya kurang lancar komunkasinya. Apalagi waktu itu saya masih dalam keadaan agak lelah karena seharian pergi.

 Ditambah saya kurang konsentrasi ketika merasakan ada yang kurang beres pada penciuman saya. Saat itu saya mencium bau yang sedap-sedap eneg. Apaan tuh? Tak salah lagi, setelah saya resapi ini seperti bau kotoran manusia. Tapi asalnya dari mana?

 Ehm otak saya langsung bereaksi. Ini pasti berasal dari telapak sepatu kawan yang sedang berbicara dengan saya.

Baca juga :  Kamurkan

 Pikiran jadi berkecamuk. Ya ampun, kenapa ni kotoran diajak jalan-jalan juga? Perhatian saya jadi tertuju pada sepatunya.

 Makin lama baunya makin terasa. Mau saya tanyakan ada perasaan tidak enak. Saat itu saya lihat juga tampangnya seperti tidak nyaman. Tidak salah lagi pasti dia merasakan bau yang berasal dari sepatunya.

 Pada itu secara spontan saya menyilangkan kaki. Biar gaya sedikit. Tapi alamak, seketika saya terkejut melihat ada gumpalan berwarna kuning kehitaman di bawah tapak sepatu.

 Ternyata oh ternyata bau sedap-sedap eneg itu berasal dari sepatu saya sendiri. Sambil menahan malu, saya buru-buru pamit ke belakang.

 Saya baru ingat kalau seharian itu saya keluar masuk kampung. Nah, biasanya kalau di kampung anak-anak masih ada yang suka buang kotoran di kebun. Nah loh?

Baca juga :  Menulislah Apa yang Hendak Kau Tulis

 Begitulah, seringkali kita menciptakan kesalahan orang lain. Padahal kesalahan itu justru berasal dari diri kita sendiri.

 Kita lebih sibuk mencari-cari kesalahan di luar diri kita. Tak tahunya salah itu ada pada diri kita. Mencari kesalahan di luar diri memang mudah. Menyadri kesalahan diri sulit terjadi.

 Sejak kejadian itu ada manfaatnya juga. Kalau ke mana-mana jadi telaten memeriksa tapak sepatu. Tidak mau malu untuk kedua kali.

 Sejatinya yang lebih penting itu sebenarnya sebelum kita menyalahkan orang lain adalah memeriksa diri sendiri terlebih dahulu.

Karena kesalahan yang ingin kita sematkan pada seseorang itu justru adalah kesalahan kita sendiri.

Response (1)

  1. Kan ada peribahasanya Mas, Kuman di seberang lautan tampak sementara balok di mata sendiri tak ketahuan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *