Saya pernah mendengar perkataan, bahwa rumah adalah surga kecil di dunia bila penghuninya hidup harmonis dan damai.
Bahwa hal yang paling membahagiakan seseorang yang sudah berkeluarga adalah ketika pulang ke rumah untuk berkumpul dengan anak dan istri atau suaminya.
Bahwa keluarga adalah tempat di mana kita mengembangkan cinta kasih dalam lingkungan yang paling kecil.
Apa benar keluarga adalah tempat yang paling membahagiakan di dunia ini?
Kita bisa saksikan, pada masa sekarang banyak orang yang sudah memiliki keluarga lebih senang mencari mencari kebahagiaan dan kedamaian di luar. Banyak alasan yang dikemukakan.
Ketika sampai di rumah keluarga sudah terlelap. Saat pagi sudah harus berangkat kerja lagi. Begitu terus berlangsung hidup ini.
Akhirnya akibat sering berada di luar, rumah justru menjadi tempat untuk melampiaskan kekecewaan. Rumah menjadi tempat yang tidak nyaman. Menjadi tempat menumpahkan kemarahan.
Banyak orang membangun rumah bak istana sebagai tempat untuk berkumpul keluarga. Tapi kemudian justru sepi penghuninya. Karena yang menghuni lebih memilih sibuk di luaran dan mencari pengiburan di mana-mana.
Orangtua punya acara sendiri. Anak-anak pun bebas dengan kehidupannya. Paling tidak kemudian anak justru lebih akrab dengan pembantunya.
Kasih sayang ayah dan ibu yang dirindukan hanya menjadi impian. Akhirnya memilih kasih-kasihan untuk menikmati kebahagiaan semu. Ada pula yang menjadikan narkoba sebagai teman setia yang memberikannya kebahagiaan.
Jadi jangan salahkan bila pada jaman sekarang anak-anak lebih rindu mencari kesenangan di luar. Karena mereka tidak mendapatkan hal yang diinginkan di rumah.
Dunia sedang mengalami perubahan yang demikian cepat. Dunia kini menjadi terang-benderang. Malam sudah seakan menjadi siang. Kegelapan malam tiada menghalangi manusia beraktivitas.
Tetapi terangnya dunia tidak ikut menerangi hati manusia. Saat ini hati manusia justru sedang dilanda kegelapan. Tidak lagi bisa dengan jelas membedakan mana yang benar, mana yang salah.
Rumah yang merupakan tempat paling indah untuk berkumpul keluarga mulai dilupaka, sehingga sulit lagi menemukan keharmonisan di rumah.
Bagaimana dengan kita? Apakah rumah masih menjadi tempat untuk pulang mencari kedamaian dan pengiburan? Atau malah sudah lupa rumahnya ada di mana?