Mau Kerja Apa?

sinodegko.wordpress.com
sinodegko.wordpress.com

“Maaf, saya sudah insyaf. Saya rajin sholat di masjid, sekarang.Bahkan saya yang bersihkan semua tempat wudhu, toilet masjid dan rerumputan liar. Malahpun, saya yang perbaiki semua tetek bengek di masjid. Semua sudah bagus dan nyaman untuk ibadah, untuk sembahyang”

Itu ungkap Edo, benar-benar tampilannya sangat lumayan, pakai pici, baju koko, dan rajin-rajin ceramah di depanku. “Satukan kata dan perbuatan. Dan hidup ini bukan dilihat dari gelar tetapi tindakan”. Ucapnya penuh spirit relijius, nafas Tuhan dan semangat malaikat. Eks tukang batu itu, telah menemukan hidupnya, di jalan yang cocok, jalan Ketuhanan, dan jalan hakiki. Tujuan yang menjadi visi setiap makhluk, dari agama apapun. Jalan Tuhan adalah universal. Tanpa kecuali, pembedanya hanya ada yang lekas sadar diri, dan yang lekas lupa diri dan lupa Tuhannya. Seterusnya, lupa mati. Yang aneh jika ada yang lupa hidup.

Baca juga :  Menahan Napas

“Syukurlah Do, karena kamu sudah sadar dan kembali ke jalan Tuhan”, imbuhku.

Ucapanku ini memperluas wilayah ceramahnya kepadaku, sembari beranjak dari kurisnya, mengacungkan telunjuknya ke ATAS, dan kemudian seolah menyindirku sebagai hamba yang masih di jalan kesesatan, zona buram, wilayah hitam dan kantong kegetiran imaniah.

Kutimpali padanya: “Kalau seluruh isi kampung ini telah sadar, tobat dan beribadah semua. Lalu, apa yang kamu kerja sebagai ustad? Bukankah pekerjaan ustad meluruskan orang-orang yang tersesat?”

Edo diam, tak tahu mau respon apa atas pernyataan dan pertanyaanku. Rupanya ustad sekarang hanya satu koridor visi misinya, menyadarkan orang-orang yang lalai, khilaf dan tak sadar-sadar. Nyaris saja saya bilang: Jika orang 100% sudah sadar, maka bubarlah profesi ustad.

Baca juga :  Agama Baha'i Sebagai Agama Baru atau Sebatas Aliran Kepercayaan?

Padahal, sesungguhnya tidaklah demikian. Tugas ustad, pendeta, biksu takkan pernah berakhir. Apa saja yang diwajibkan kepada mereka. Jawabnya: Pembaca dapat menerangkannya di kolom komentar. Tapi jika Anda tak memberi komentar atas tanya ini. Maka sayapun malah bingung atas keidiotan Anda…Hahaha

 

Responses (2)

  1. Jika semua orang 100% sudah sadar, maka bubar juga lah dunia ini, …mungkin gitu ya …?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *