Gaya  

Melepaskan Keterikatan

Move-On
foto :www.lovethispic.com

Baru saja menyaksikan acara liputan tentang mahasiswi yang dibunuh oleh mantan kekasih dan kekasih barunya. Semua orang tak habis pikir dengan kejadian ini. Dimana tiga anak muda dengan masa depan cerah, yang barangkali pada suatu hari seharusnya menggores prestasi dan nama harum yang lebih baik di dunia justru berakhir dalam sebuah tragedi. Peristiwa kekerasan membuat yang satu meregang nyawa dan yang dua orang lagi menerima hukuman serta hujatan dari banyak pihak. Apa yang ada dalam benak kedua pelaku kekerasan? Apakah mereka seolah berfantasi melakukan pembalasan dan berharap akting mereka hanyalah bagian dari shooting sinetron?

Ketika saya menuliskan tentang saat ini, disini. Hal seperti inilah yang seharusnya dapat dihindari, momen dimana pikiran kita melayang kemudian dibawa oleh masa depan, khawatir, resah, amarah dan dendam. Momen dimana pikiran kita dibawa oleh masa lalu, menyesal, ingin mengulang, ingin bertahan, ingin kembali. Momen ketika seharusnya saat ini, disini — yaitu: “saya bahagia karena telah memiliki kekasih yang baru, saya siap melangkah dengan kisah baru dan saat ini disini sangat saya syukuri,” sama sekali tidak melintas dalam benak para pelaku yang rata – rata masih berusia muda.

Baca juga :  Bagaimaan Ini? Kenapa Belum Bisa Berubah?

Mereka memilih membiarkan pikirannya dihasut oleh kebencian dan tidak mampu melepas keterikatan. Yang pria tidak mampu melepas keterikatan atas kenyataan, bahwa kekasih lamanya tidak ingin bersamanya lagi. Yang wanita tidak mampu melepas keterikatan akan rasa takut kekasihnya kembali pada wanita yang dahulu. Melepaskan keterikatan adalah kekuatan yang sesungguhnya. Ketika kita tidak terikat pada hasutan, cibiran, amarah, iri, dengki, kepemilikan akan harta, kepemilikan akan seseorang, berpikir dan melangkah ke depan terasa lebih ringan. Mengapa? Untuk itulah kita menyembah Tuhan. Untuk percaya bahwa kita harus selalu melakukan yang terbaik, tetapi Dia yang mengarahkan kemana sesungguhnya jalan terbaik itu.

Saya banyak melihat bahwa mengamuk tanpa sebab yang relevan akan sangat fatal akibatnya. Melepaskan keterikatan adalah kekuatan untuk mengontrol amarah. Mengetahui dengan pasti bahwa yang mengatur hidup manusia bukanlah manusia itu sendiri namun ada kekuatan lain yang lebih besar. Maka dari itu sejak dulu manusia diperkenalkan dengan berbagai agama, aliran dan keyakinan untuk belajar menerima bahwa dirinya tidaklah abadi. Artinya, manusia bukan Tuhan. Jika manusia dibiarkan mengatur dirinya sendiri tanpa mengerti norma – norma kebaikan, yang terjadi tentu kejahatan merajalela dan kiamat sudah di depan mata. Bagi yang ingin menjaga keberlangsungan alam dan dunia, tentu akan terus berkiblat pada kebaikan dan bukannya mengikut arus kejahatan.

Baca juga :  Manusia Tanpa Cinta?

Melepaskan diri dari keterikatan tanpak jelas pada kedua orang – tua korban. Dan saya baru mengetahui juga bahwa korban adalah anak satu – satunya (what!!). Dapat Anda bayangkan? Anak satu – satunya dibunuh dengan kejam tanpa alasan apapun kecuali ‘tidak bisa move on’? Kedua orang – tua korban tampak damai, pasrah dan ketika diwawancara keduanya mampu menguasai diri. Sama sekali tidak ada tangisan meraung – raung, amarah yang terbakar diumbar dan dendam yang disematkan tujuh – turunan. Mereka mengikhlaskan, melepaskan keterikatan dengan baik. Mereka mendoakan anak mereka dan percaya bahwa anaknya langsung kembali ke Surga. Mereka percaya bahwa Tuhan akan langsung mengambil dan memelihara anak satu – satunya itu. ‘Move on’ dilakukan dengan baik oleh kedua – orang tua korban. Gratitude adalah sikap yang sangat disukai Sang Pencipta, ketika kita selalu percaya dan bersyukur, ia akan terus menambahkan nikmatNya. Duh, saya juga masih belajar ‘move on’ nih!

Respon (4)

  1. Kekuatan dari memaafkan dan menerima setiap hal seperti adanya, palng tidak bisa untuk melepaskan

  2. Dalam bahasa sederhana, “melepaskan keterikatan” itu berarti “ikhlas”. Dan saya rasa “keikhlasan” merupakan inti dari semua ajaran agama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *