Seorang teman mengatakan, “Win, aku kok malas kalau baca cerita sedih. Hidup sudah susah jangan dibuat semakin susah.” Dilain waktu ia mengatakan, “Saya nggak suka bacaan berat, pusing bacanya.” Bacaan berat yang dimaksud olehnya adalah novel psikologi atau bacaan keagamaan yang mengandung unsur spiritual. “Tapi Win, kalau baca roman juga sudah bosan, soalnya tahu bahwa kehidupan ini tidak selalu berakhir bahagia kayak roman picisan, ada saja permasalahan.” Sampai disini saya bingung menyikapinya.
Terus saya katakan. Kalau penulis, menuliskan cerita lucu atau cerita sedih, pembacanya bisa sampai menangis haru atau tertawa cekakakan itu artinya sang penulis sukses menuliskannya. Lha, kalau cuma datar dan diam setelah membaca, apa seninya? Itu artinya bukan bercerita tapi sejenis teori saja. Terus saya katakan lagi. Kalau membaca, gunakan dua sisi. Sisi entertaining dan sisi educating.
Ini maksudnya kalau hati sedang resah; nggak mood, bacalah cerita yang menginspirasi, sebaiknya yang lucu atau bahagia. Sedih sebenarnya juga tak mengapa, tokh ada pelajaran kehidupan yang bisa ditarik maknanya. Tergantung orangnya, sukanya cerita yang bagaimana. Nah, jika keadaan hati sudah tenang, stabil dan nyaman, bacalah sisi educating. Cari bacaan sesuai minat Anda, yang memperkaya Anda. Saya sendiri suka bacaan filsafat, psikologi, spiritual, komunikasi dan ilmu jurnalisme. Tapi kan belum tentu Anda menyukai bacaan yang sama?
Hidup ini memang sudah susah, banyak masalah. Mau bagaimana lagi? Sebaiknya sepenggal kehidupan yang hanya sepotong ini diisi dengan penuh makna. Terus bagaimana caranya? Ya, dengarkan suara hati Anda! Misi Anda dan saya di dunia ini rasanya takkan sama. Maka dari itu ada perbedaan laku, nilai dan pola pikir. Mengapa? Karena bacaan setiap orang berbeda. Ada yang suka politik, ada yang suka ekonomi, ada yang suka spiritual. Yang penting sebagian waktu gunakanlah untuk membaca, karena menonton televisi dan mendengar gosip atau ceramah orang lain biasanya dampaknya beda dengan membaca. Ibarat memelihara kecantikan, hal – hal lain adalah treatment atau perawatan ‘luar’, sedangkan membaca adalah minum kapsul atau perawatan ‘dalam.’
Pernah kan, ada komentar ‘orang dinasihati sampe mabok, kok nggak mempan!’ Para pemberi nasihat sampai putus asa. Perubahan terjadi jika yang bersangkutan kena batunya atau bermasalah. Menyedihkan lagi jika sudah terlambat atau tak tertolong lagi. Kehidupan ini lewat begitu saja kayak iklan tayang sepuluh menit. Apa tidak ngeri? Hal – hal seperti kena batunya atau terlambat bisa dicegah dengan ‘kapsul perawatan kehidupan’, ya membaca itu tadi! Kalau tidak membaca, mempelajari dan mencari tahu, bagaimana akan menjadi seseorang dengan jati diri, kemahiran atau ciri khusus? Semua orang lalu seolah jadi pabrikan, sama saja! Asal tajuk berita yang judulnya “mayat wanita telanjang” atau “ditemukan di kamar hotel tanpa selembar benang” menjadi hal – hal yang paling dicari. C’mon! He-he…
Sudah banyak membaca dan belajar baik saja belum baik2..tapi tetap perlu terus membaca, karena sampai pada waktunya akan ‘kena batu’ juga kesadarannya hehehe
heheh yaa…saya aja masih seneng baca donal bebek kalo lagi pusing bwahahaha,…