Sebuah tayangan yang saya saksikan hari ini banyak membahas tentang hewan. Mungkin kebanyakan orang bosan menonton acara yang “Star”nya hewan. Namun menurut saya menarik, bahwa sesungguhnya hewan pun harus sangat kita sadari kehadirannya berdampingan dengan manusia. Jika tidak ada hewan, jangan – jangan manusia yang menjadi hewan di alam ini?? Hiyyy,….
Tayangan pertama menceritakan punahnya Harimau Sumatra. Yup, sudah menjadi berita lama betapa hewan begitu dikesampingkan. Seolah – olah manusia lebih penting dan maha penting dibanding hewan. Padahal hewan juga memiliki hak hidup yang sama dengan manusia. Mengapa seolah hewan jadi dipandang sebelah mata? Masih ingat kasus Melani, harimau yang menderita kurus kering kurang gizi? Teganya lho, dikandangin, tidak dilepas ke hutan, tapi tidak dikasi makan? Masih ingat kasus anjing yang dikirim dengan menggunakan kandang sempit sehingga hewan ini mati menggelepar di perjalanan?? Kalau manusia yang di kandangin begitu, bagaimana rasanya??
Harimau Sumatra menjadi dilema, jika dilepas banyak menyerang dan membunuh manusia. Jika dikandangin, mereka butuh perawatan khusus. Dalam suatu tayangan nampak bahwa hewan harimau melewati jalan setapak yang juga banyak dilalui oleh manusia. Bagaimana jika manusia liwat di jalan itu dan ber – ‘Ciluk baaa’ dengan sang Harimau? Waduh, tak tahu mau ngumpet dimana. Melihat taringnya dan dengar aumannya saja barangkali kita akan pingsan ketakutan. Hewan ini besar, buas, cantik tapi begitu rakusnya manusia membabat hutan sehingga mereka terdesak dan hidup berjejalan dengan manusia. Ketika menyerang,…Harimau yang salah?? Aduhai kasihan sekali nasibmu wahai Hewan cantik!
Kisah lain terjadi di Brazil. Dua orang lelaki dengan gegabah bersantai ditepi laut sambil meminum minuman keras. Alias mabuk – mabukan. Rupanya kedua lelaki bodoh ini bermain dengan seekor lumba – lumba yang ada di dekat mereka. Apa yang dilakukan dua lelaki pemabuk ini? Mereka berusaha menangkap dan menunggangi si lumba – lumba. Bahkan menusuk lubang pernafasan si lumba – lumba! Bisa Anda bayangkan hewan yang berenang sendiri di laut di ganggu dan dianiaya demikian oleh manusia? Apa yang terjadi? Si Lumba – lumba menabrak perut satu dari dua laki – laki itu dengan moncongnya. Menabrak dengan sangat keras sehingga terjadi kerusakan fatal, malamnya si lelaki meninggal dunia. Mengapa? Karena ditabrak perutnya dengan dahsyat oleh seekor lumba-lumba yang teraniaya!
Di kesempatan lain, serombongan chimpanze yang pandai melepaskan diri dari kerangkeng dan menyerang turis, pemandu serta supir yang sedang ada di area hutan perlindungan. Turis serta pemandu melarikan diri dengan luka – luka sementara sang supir lari pada arah yang berbeda. Tak lama kemudian mayat sang supir ditemukan oleh pengawas hutan yang berjalan berpatroli. Keadaan mayatnya tercabik, dikeroyok chimpanze dan bahkan alat genitalnya digigit putus oleh rombongan monyet besar yang murka. Mengapa rombongan monyet Chimps ini brutal?? Mereka adalah bayi-bayi simpanse yang tadinya diculik dan hendak diperdagangkan oleh pemburu. Kemudian diselamatkan dan dipelihara oleh suatu badan perlindungan hewan. Bisa jadi kesan mereka tentang manusia sangat buruk! Mungkin saja begitu melihat manusia para chimps ini terkenang induknya yang ditembak mati oleh para pemburu tersebut. Salah siapa?
Menyadari keindahan alam yang dikaruniakan Tuhan dan melindungi ciptaan lain, menjadi misi kehidupan yang harus selalu diingat! Harimau Sumatra begitu cantik dan menyeramkan. Bagaimana mungkin ada mahluk yang dapat memberikan kesan seperti itu? Cantik namun buas? Hanya Harimau Sumatra yang punya gaya! Lumba – lumba terkenal lembut dan baik hati, tapi bukan berarti ia tak mampu tersinggung dan murka jika dianiaya! Jangankan bayi manusia, bahkan bayi chimpanse saja hingga dewasa akan menyimpan trauma benci dan dendam atas kejahatan masa kecil yang mereka alami. Hewan – hewan harus dijaga dan diselamatkan, sehingga manusia tetap berada diatas rantai makanan sebagai mahluk yang punya akal budi dan bukannya yang brutal dan berlaku hewani.
Life is a journey, feel it!
J.W.
Winda menarik bahasannya, gimana ya kalau saya sampai diserang macan sumatra? sementara kalau sekarang saya diserang lalat dan nyamuk saya tidak berusaha melawan sampai baygonnya nganggur hehehe
huahhaha…Pak Kate kalo dari penampilan kayaknya udah punya keahlian pawang lah. Kalo nyamuk sama lalat sih ngga usah dilestarikan Pak,…basmi!