Mengapa Saya Mudah Meneteskan Airmata

airmata2

Kata pepatah, senjata wanita adalah airmata. Entah benar atau salah, tapi saya tak merasa menggunakan airmata sebagai senjata untuk membuat iba siapa saja.

Sebagai wanita kita pasti pernah menangis, ada yang jarang ada yang sering. Mengapa wanita mudah menangis? Saya sendiri bingung menjawabnya.

Kata suami, saya ini wanita kuat dalam menghadapi kehidupan yang keras, tapi di satu sisi super sensitive. Benar sekali, saya orang yang sangat mudah tersentuh dan meneteskan airmata. Ketika disakiti mantan, saya menangis, ngga bisa marah apalagi ngamuk. Ketika bahagia saya menangis. Begitu juga jika nonton film atau baca novel sedih, pasti nangis. Suami ngomong agak kenceng saya nangis, rasanya kayak dibentak. Saya ngga bisa teriak teriak kalau marah, cuma nangis aja

Tentu perasaan ini sangat mengganggu. Saya merasa seperti perempuan lemah, tapi di sisi lain koq saya kuat melalui masa masa sulit kehidupan di masa lalu . Kadang saya bertanya, mungkinkah karena saya dibesarkan nenek? Yang tak pernah marah apalagi memukul.

Lalu sayapun bertanya pada kawan kawan di Facebook yang tergabung dalam sebuah komunitas warga Indonesia . Ternyata banyak ibu ibu merasakan hal yang sama.

Beberapa members memberi pendapat berbeda, tapi sungguh komentar2 mereka sangat berharga bagi saya pribadi.

Baca juga :  [OPINI] Memahami Hitungan 1+ 2= 3!

” Tarik nafas dalam dan hembusin pelan2 selama 10 detik. Biasanya ini bisa nahan emosi dan kasih pesan ke otak utk lebih rileks dan si otak kasih pesan ke organ tubuh lain utk gak bereaksi berlebihan spt marah atau nangis. Praktekin terus sampe tubuh terbiasa utk tidak bereaksi scr ekstrim. Good luck!” (komentar SH)

“Sometimes we just need to release everything that’s bottled up inside. If you’re at work, take a bathroom break and let it out! Crying may be a sign of weakness to the world but God is using your bottled tears to strengthen your life!

Ini kisah nyata betapa mahalnya airmata. Tidak sedikit uang yang sudah ia habiskan untuk pengobatan mata dan pengadaan air mata buatan. Selama 12 tahun ia tidak punya air mata (tahun 1998-2010), biaya yang dihabiskan sudah sekitar 1,6 Milyar. Hanya untuk air mata !!! Itu sebabnya di awal tulisan ini saya berkata, berbahagialah kalau masih bisa menangis. Pertama, tingkatan stress bisa diturunkan saat menangis, sehingga kita tidak menjadi depresi. Kedua, tidak perlu bayar milyaran untuk air mata.” (komentar dari PA)

” Copas ———super sensitif. Saya orangnya mudah menangis, sedih nangis, bahagia nangis. Disakitin seseorang nangis. Nonton film sedih nangis, baca novel sedih nangis. Suami ngomong agak kenceng saya nangis, rasanya kayak dibentak. Saya ngga bisa marah teriak gitu, cuma nangis aja” <=== Semua itu yang saya dengar dari kotbah pak pendeta. Itu bukan cengeng/super sensitif, tapi itu adalah kelembutan hati/budi pekerti, kelembutan kasih & kerendahan hati. Ini bisa terjadi karena seseorang nempel & ikhlas dengan Tuhan dalam setiap saat. Saat diberkati atau di saat susah, sedih, tersakiti, tdk beruntung, dll. Pokoknya yang ngga enaklah.

Baca juga :  Membujuk Koruptor

Dalam hal2 yang kecil2 dalam kehidupan sehari hari atau hal besar. Mulutnya hanya terkunci tapi air mata yang menetes/bisa juga memang seseorang berkarakter asli lembut. Ciri selanjutnya seseorang yang lembut hatinya, meski gampang nangis tapi seperti kamu, a strong person dalam menghadapi hidup telah menyerahkan semua pada Tuhan dalam bentuk air mata. Berbahagialah orang orang seperti itu dan bersyukur kalau mudah menangis.” (komentar RHR)

Sungguh saya sangat menghargai komentar dari kawan kawan di KWI. Kini tak ada lagi sesal menjadi wanita yang mudah meneteskan airmata.

Catatan :

Terima kasih untuk sahabat sahabat KWI yang sudah memberi saran.

Responses (5)

  1. Kalau nonton drama yang menyentuh seperti yang di DaAi, pasti gak sadar meneteskan airmata hehehe

  2. saya juga sama, bunda. mudah sekali meneteskan airmata kalo perasaan lagi gak stabil. kalo pun marah, ujung2 nya nangis juga.
    terimakasih tulisan yg mencerahkan ini, bunda http://ketikketik.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_good.gif

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *