Menghina Gus Dur, Menghina Ahok

ahok.org
ahok.org

“AGAMA itu monster, menakut-nakuti manusia, memasung hakikat peradaban, diubah sana, digeser di sini, dituntut mengikuti kitab suci beserta doktrin-doktrinya”. Ini kata-kata seorang yang anti agama. “Saat si jagoan ilmu mempelajari alam semesta, sesungguhnya ia sedang mencari Tuhan”, ini juga kata seorang peneliti kesohor. Kedua orang ini sama buruknya dalam menentang keberadaan Tuhan. Mereka ini atheis, tiada percaya Tuhan.

Kedua orang ini ditantang seorang anak muda, karena kedua orang ini tak percaya kepada sesuatu yang tak bisa dijelaskan secara science, nalar-nalar, silogisme.

“Hai anak muda, buktikanlah jika Tuhan itu ada”, tantang kedua ilmuwan ini.

“Tuhan tak dapat dijelaskan!”, jawab anak muda itu yang membuat kedua orang itu terkekeh.

“Kalau Anda tak bisa menjelaskan tentang adanya Tuhan, untuk apa Anda menyembahnya?”

Anak muda itu, maju dan mendekat kepada kedua akademisi itu. Ia kelihatan emosi, walau sesungguhnya tidaklah marah. Tiba-tiba saja anak muda itu menempeleng kedua orang itu, mereka tak sempat menangkisnya, tamparan itu sangat akurat, ibarat tinju, upper cut-nya bersih.

Kedua ilmuwan itupun marah, dan membuat anak muda itu balik terkekeh-kekeh.  Mereka meminta polisi untuk menangkap anak muda itu, sebab telah melakukan tindak kekerasan ala FPI.

Baca juga :  Sengketa HKTI: Prabowo Ngotot, Ada Apa?

“Sepertinya kalian tersinggung atas tamparanku”.

“Ia kami bukan hanya tersinggung, tapi kami menilai orang yang mengaku beragama, berTuhan. Nyatanya tidak suka main kayu, main kekerasan”.

Anak muda semakin ketawa, sungguh tertawa dia. Dan ia bertanya kepada kepada kedua orang itu

“Sewaktu saya tampar muka Anda berdua, sakit apa gak?”

“Ya sakit”, jawabnya serentak.

“Jangan khawatir, sakitnya akan hilang juga”

Anak muda itu menjeda, diam. Kedua ilmuwan itu juga diam. Sama-sama bingungnya. Beberapa saat kemudian anak muda itu bertanya

“Apa sakitnya sudah hilang?”

“Iya sudah mendingan dan enakan”

“Apa Anda berdua bisa jelaskan darimana datangnya rasa sakit itu, dan setelah menghilang rasa sakitnya ke mana rasa sakit itu?

“Wah kalau itu sih proses alamiah, susah dijelaskan”

“Nah begitu juga Tuhan, DIA alamiah, pun susah diterangkan, hanya bisa dirasakan”

Kedua ilmuwan itu tertunduk dan menyalami anak muda itu.

Baca juga :  Berita Mengharukan yang Tidak Mengharukan

* * *

Dan di Surabaya, anak muda ini lagi-lagi menemui masalah. Karena ada seseorang menghina agama Islam, dia bilang kitab suci Al Qur’an itu hanyalah produk khayalan Muhammad, cumalah rayu-rayuan surga agar manusia impi-impikan indahnya surga dan sadisnya neraka. Termata banyak penistaan yang dilakukan non-Muslim yang satu ini. Padahal non-Muslim ini mengagumi seorang tokoh eks Ketua PBNU sebagai tokoh pluralisme.

Anak muda itu mendekati sang penghina Agama Islam, ia bisik-bisik: “Anda ini menghina agamanya Gus Dur”. Penghina itu terdiam bahkan meneteskan air matanya mengingat jasa-jasa Gus Dur.

Dan di Kawasan Pecinan, Jakarta. Anak muda itu berjumpa lagi dengan Non-Nasrani, memaki habis ajaran Nasrani, ia bilang, itu Kristen tiga Tuhannya, bisa berkelahi tuh tuhan-tuhan Kristen. Anak muda itu kembali membisikkan teliga penghina Kristen itu: “Eh Tanah Abang sudah aman, bersih dan lancar lalu lintasnya, itu jasa Ahok, dan baru saja Anda menghina agama Ahok, itu sama saja menghina Ahok”. Penghina itu langsung bersimpuh dan memohon ampun di depan pemuda itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *