
Akhir – akhir ini, saya sering berjumpa dengan orang yang berlaku kasar. Gemas! Inginnya membalas. Bahkan sebagian dari orang – orang ini adalah orang yang memiliki aliran kepercayaan atau agama yang sama dengan saya. Pada bibir mereka awalnya mengucap kata – kata manis yang memuji Tuhan dan sebagainya. Namun pada akhirnya kedok terbuka dan keaslian mereka muncul. Tuhan hanyalah sekedar gincu pemanis bibir. Materi, kekuasaan dan arogansi adalah raja – raja yang mereka sembah. Pernahkah Anda dengar, “…udah gue juga yang bayar, galakan dia pula daripada gue,…” Nah, hal seperti itu akhir – akhir ini banyak terjadi menimpa saya.
Beberapa kali saya menggunakan jasa orang lain dan membayar mereka. Pada pokoknya saya menguntungkan mereka. Tetapi orang – orang ini kemudian mulai menghitung, “Yang menguntungkan sedikit, dilayani asal – asalan saja. Yang menguntungkan lebih banyak itulah customer kami yang sesungguhnya!” Saya sedikit malu karena mungkin di masa lalu saya sendiri pernah berlaku demikian tanpa sadar. Ketika bertemu dengan customer yang tidak memberikan benefit apapun juga atau benefit yang tidak maksimal, saya jadi kesal dan ogah – ogahan melayani mereka. Apalagi jika orangnya juga rewel dan banyak maunya. Manusiawi juga sih! Saya bukan malaikat. Udah nggak ngasih apa – apa, rewelnya minta ampun! Siapa yang mau meladeni? Ogah!…
Sekarang setelah saya sendiri mengalami dan menemukan orang – orang yang melayani dengan sekehendak hati karena berharap kenikmatan besar atau keuntungan maksimal, saya jadi tertegun. Inilah rasanya orang yang berharap dilayani oleh orang lain dengan sepenuh hati, namun justru disia-siakan! Padahal sekali lagi kita harus mengingat, semua orang akan mati. Harta tidak akan dipendam bawa masuk ke liang lahat. Tetapi mengapa saya dan mungkin sebagian dari Anda sedemikian lekat mengkalkulasikan untung dan rugi, seolah – olah akan dibawa masuk akherat? Untuk menjawab dengan kata – kata sopan dan baik saja malas, lebih cepat menggunakan kata – kata yang pedas dan menyengat. Padahal orang yang diajak berkomunikasi adalah pelanggan atau calon pelanggan. Bisa jadi dimasa depan akan mampu memberikan keuntungan atau referensi lain. Jangan berharap banyak tetapi memberi lebih banyak lagi, dengan demikian hati kita terasa damai. Betul tidak?
Berharap memiliki omzet milyaran, ketika hanya mendapat omzet jutaan lalu kecewa dan asal – asalan. Padahal bisa jadi esok lusa ada transaksi lain, ada keberuntungan lain. Berharap mendapat kontrak yang lebih besar, hanya mendapat kontrak kecil. Lalu uring – uringan dan menjawab kasar pada orang yang memberikan kontrak. Padahal bisa jadi esok lusa orang tersebut akan memiliki kontrak besar, namun karena kesan yang diberikan tidak menyenangkan kontrak tersebut jatuh kepada pihak lain. Banyak orang yang belum mempelajari kekuatan energi positif. Ini termasuk diantaranya selalu tersenyum, berkata baik, mengedepankan kejujuran, menjadi pendengar yang sabar serta bijak dalam bertutur kata dan laku.
Lagi, saya bosan menghakimi orang. Dulu saya sering sok menghakimi orang lain, bahkan mungkin hingga sekarang tanpa sadar. Namun saya terus belajar memperbaiki diri, saya banyak berkaca tentang perilaku sendiri. Lha, saya sendiri dulu ternyata kelakuannya sama seperti itu. Jangan langsung marah jika ada orang – orang yang menjengkelkan, padahal mereka berada pada posisi melayani. Anggap saja orang – orang yang berlaku kasar itu hanyalah batu ujian untuk mengasah kemilau kita sendiri. Bagaimana kita harus menanggapi dan bersabar dengan kata – kata ketus mereka. Bagaimana kita harus mengelus dada dan tersenyum ketika seorang pelayan meremehkan kita. Hidup memang tidak selalu mudah, tetapi setidaknya berharga untuk dijalani dengan melakukan yang terbaik.
Semakin kita kasar dan menghujat, semakin mendekat banyak energi negatif untuk menempel pada kita. Sekalipun kita dirugikan, sekalipun kita dijatuhkan dan sekalipun kita diacuhkan, bersabarlah. Jawablah dengan mengundang energi positif. Hari ini saya merugi, tetapi besok saya akan mendapat berlipat – lipat. Hari ini saya dijatuhkan, tetapi ingatkan esok ketika saya berkuasa jangan sampai saya menjatuhkan siapapun juga. Hari ini saya diacuhkan, tapi ingatkan agar saya tetap ramah pada siapapun juga bahkan pada orang – orang yang pernah mengacuhkan saya. Itu adalah energi – energi positif yang kita undang untuk hadir bersama kita. Undanglah mereka semua ke dalam hati, Anda setuju kan?
Betul: Energi Negatif Vs Energi Positif
Menang mana neh ? 😀
pilih yang manaaaaa????
Enaknya begini aja kali ya, kalau ada yang memperlakukan kita dengan buruk, berharap kita jangan sampai seperti itu hehhe
amitt amittt ya BungKat..
setuju banget jeng Winda
hehe sipp Afii..