Meniru Bukan Menjiplak

plagiat
wong-cempeh.blogspot.com

Perilaku copy-paste memang kenyataannya sering terjadi dalam perkembangan pengetahuan kita saat ini. Istilah copy-paste menjadi populer karena cara ini yang kita gunakan di dunia komputer. Memindahkan file dengan copy kemudian paste pasti sering kita lakukan dalam berkomputer. Sangat mudah. Aktifitas inilah yang mempopulerkan istilah copas, copy-paste.

Penjiplakan di Sekitar Kita

Copy-paste dalam bahasa kita identik dengan menjiplak, meniru persis suatu karya cipta tanpa seijin penciptanya. Hal ini sering terjadi di bidang penulisan terlebih di era komputer sekarang ini. Namun sebenarnya perilaku copy-paste, menjiplak ini tidak hanya di bidang penulisan saja, di bidang karya seni, produk fashion, teknologi dan lain sebagainya juga banyak terjadi.

Kita semua pasti tahu, lukisan Monalisa yang sangat fenomenal itu juga tak lepas dari penjiplakan. Itulah satu contoh penjiplakan karya seni lukis. Sudah tak terhitung jumlah lukisan jiplakan Monalisa. Dalam bidang karya seni musik sering sekali kita jumpai juga penjiplakan walau sedikit disamarkan dengan sedikit digeser nadanya di bagian tertentu. Bidang produk fashion juga tak luput dari penjiplakan, maka muncul istilah KW-1, KW-2 pada beberapa produk jiplakan merek terkenal. Di bidang teknologi penjiplakan berlangsung lebih dahsyat. China merupakan salah satu negara yang saat ini sangat massive menjiplak, cermati saja produk sepeda motor dan handphone dari China yang sangat mirip dengan yang dijiplak meski China menggunakan merk lain. Pokoknya kesannya copy-paste banget.

Kita Berkembang dengan Meniru

Baca juga :  10 Karakteristik Utama yang Perlu Anda Ajarkan kepada Anak Anda

Sebenarnya kalau kita renungkan dan cermati hidup kita ini juga tidak lepas dari perilaku mirip copy-paste, yaitu meniru. Sejak kita lahir kita diajari berperilaku meniru baik secara langsung maupun tidak langsung oleh orangtua kita, orang-orang di sekitar kita dan lingkungan kita. Pada tahap lebih lanjut saat kita sekolah kita juga belajar dengan cara meniru apa yang diajarkan oleh guru kita serta dari ilmu pengetahuan yang kita peroleh. Kemudian kita mengembangkannya dengan penemuan-penemuan baru yang melengkapi pengetahuan, budaya dan peradaban masyarakat kita yang sudah ada.

Ilmu pengetahuan dan peradaban yang kita nikmati saat ini dan yang kita kuasai merupakan sebuah proses panjang dari peniruan ilmu pengetahuan dan budaya sebelumnya. Disinilah manusia sesuai dengan khitahnya menggunakan akal budi dan pikirannya untuk terus meningkatkan peradaban dengan meniru dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan budaya. Jadi mesti kita pahami bahwa hidup kita berkembang karena proses meniru. Meniru memang sesuai dengan kodrat manusia.

Meniru Bukan Menjiplak

Tetapi tata peradaban pengetahuan mengenal dan selanjutnya menghargai tentang suatu hasil karya, lalu disepakatilah adanya hak cipta. Adanya kode etik yang mengakui dan menghargai jerih payah seseorang dalam penemuan suatu karya cipta. Walau tidak bisa dipungkiri bahwa suatu penemuan sebagian besar pasti dari meniru penemuan karya cipta sebelumnya dan kemudian menyempurnakannya.

Baca juga :  Tips Bangkit dari Kegagalan

Disinilah perlunya membedakan meniru dengan menjiplak. Meniru biasanya masih mengakui dan bahkan menyebutkan apa dan siapa yang ditirunya sedangkan menjiplak mirip dengan tindakan copy-paste hanya sekedar meniru persis suatu karya tanpa mengakui atau menyebut siapa penciptanya dan bahkan terkadang malahan mengakuinya sebagai karya ciptanya. Hal ini memang lebih banyak terjadi di dunia penulisan karena lebih mudah dilakukan.

Dalam karya tulisan formal kita mengenal kode etik penyebutan bacaan rujukan di daftar pustaka, dalam media penulisan online kita juga mulai mengenal kode etik untuk menyebutkan links yang terkait dengan tulisan kita. Singkatnya apabila yang kita tuliskan merupakan comotan dari tulisan orang lain, kita mesti menyebutkan asalnya.

Demikianlah untuk penghargaan terhadap hak orang lain kita seharusnya tidak melakukan penjiplakan, copy-paste. Ciri manusia yang melek pengetahuan dan beradab adalah orang yang menghargai orang lain dalam hal apa pun. Mari kita junjung tinggi kreatifitas dengan tidak menjiplak. Meniru tentu boleh tetapi tidak menjiplak. Selamat berkarya dengan jujur.

Salam damai penuh cinta.

***
Solo, Minggu, 1 Desmber 2013
Suko Waspodo

Responses (2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *